Pdt. Marihot Siahaan
Ketua Komunitas Onesimus
Seorang anak mempunyai paling tidak tiga puluh lima sampai empat puluh sembilan jam per minggu di sekolah, dan mempunyai lebih dari seratus jam per minggu di rumah, namun hanya mempunyai waktu dua jam di Sekolah Minggu. Jelas, dari segi waktu Sekolah Minggu mempunyai bagian yang sangat kecil dalam hidup seorang anak.
Namun apakah kita yakin bahwa pada waktu 100 jam dan 40 jam itu ada pembentukan karakter Kristiani yang memadai? Orangtua mestinya memegang peran pertama dan utama dalam membentuk karakter anak–anaknya, termasuk dalam membangun iman, kasih dan pengharapan (Karakter Kristiani).
Sejak Perjanjian Lama peranan keluarga sudah menjadi keharusan dan sangat penting. Hal ini dapat dilihat di Ulangan 6: 6 – 7
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Peranan ini masih tetap dilaksanakan oleh keluarga walaupun sudah ada SINAGOGE (tempat ibadat dan belajar untuk orang dewasa/remaja) dan sekolah untuk anak–anak (Beth Hassepher “Rumah Buku” dan Hammidrash “Rumah Belajar”). Inilah keistimewaan keluarga Yahudi. Walaupun anak-anak pergi ke sinagoge dan Sekolah Agama, namun orangtua (ayah dan ibu) tetap mengajarkan segala sesuatu kepada anak mereka, sebagaimana tertulis pada Amsal 1:8
“Hai anakku! dengarlah akan pengajaran bapamu dan jangan kau tinggalkan pesan ibumu.”
Hingga sekarang orang Yahudi masih setia dan berhasil menanamkan nilai budaya dan agama mereka kepada anak-anak, walaupun mereka tinggal di luar Israel. Mereka menjalankan tugas seperti tertulis pada Mazmur 78: 5-7 “Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka, supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka, supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah tetapi memegang perintah-perintah-Nya.”
Peranan orangtua itu juga diteruskan pada zaman Kristen mula-mula.
Dari itu jelas bahwa Guru KATEHESE yang utama bagi anak-anak adalah ayah dan ibu. Bukan Gereja, Majelis Jemaat atau Guru Sekolah Minggu yang paling depan membimbing anak-anak dalam pertubuhan iman, melainkan orangtua. Yang menjadi pertanyaan dan renungan bagi kita adalah bagaimana peranan orang tua pada zaman ini?
Sekarang ini peranan Guru Sekolah Minggu sangat besar, yakni:
- Menggantikan peran orangtua yang terabaikan.
- Menentukan masa depan karakter ASM.
- Guru Sekolah Minggu adalah pengajar dan teladan bagi Anak Sekolah Minggu. Perilaku jauh lebih nyaring (berpengaruh) dari pada khotbah.
Yesus adalah Guru dan Teladan Sejati
Yesus Kristus adalah Tuhan, Juruselamat dan Kepala Gereja. Ia adalah juga sebagai GURU dan TELADAN. Guru dan teladan bagi Guru Sekolah Minggu dan bagi Anak Sekolah Minggu.
Apa yang Yesus ajarkan? Yang Ia ajarkan adalah KASIH.
Apa yang Yesus teladankan? Yang Ia teladankan melalui hidup nyata adalah KASIH.
KASIH adalah sifat dan karakter Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4: 8).
Dari kasih inilah muncul karakter dan sifat-sifat ilahi yang lain, yaitu sifat-sifat yang nampak dalam diri Yesus. Karakter Tuhan Yesus (Kolose 3: 11 – 17)
“…tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dandikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.”
Mak jika diringkas, KARAKTER Tuhan Yesus adalah kasih, kebenaran, kebaikan, rendah hati, rela berkorban. Sifat-sifat tersebut sama dengan buah Roh yang tertulis pada Galatia 5: 22 – 23.
“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”
Jadi membangun Karakter Sekolah Minggu berarti:
- Mengajar mereka meniru karakter Tuhan Yesus
- Menanamkan karakter Tuhan Yesus
- Menanam, menyiram, menyiangi dan memupuk dengan KASIH.
- Mengubahkan karakter (Kolose 3: 8 – 11; Roma 12: 1 – 2)
Anak Sekolah Minggu Berharga di mata Tuhan karena:
- Mereka adalah anggota Kerajaan Allah
- Mereka adalah murid Tuhan Yesus
- Mereka diberkati oleh Tuhan Yesus (Markus 10: 13 – 16)
- Mereka diselamatkan oleh Tuhan Yesus
Tugas Guru Sekolah Minggu Genting & Penting:
- Urgen (mendesak)
- Berat: karena Pengaruh negatif sosial, Keluarga kurang peduli, ancaman Agama lain, dan ancaman ateis
- Berharga dan berguna
- Mulia
Guru Minggu tak perlu khawatir dan takut karena Tuhan akan menyertai.
“dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.” (Matius 28: 20)
Milikilah sukacita melayani!
“Karena itu, saudara-saudara yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”. (1 Korintus 15: 58)
Milikilah sukacita berkorban!
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15: 13)
“Bersukasitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah1” ( Filipi 4:4)
Sesungguhnya, membangun karakter Anak Sekolah Minggu adalah tugas bersama antara Majelis Jemaat, orangtua dan Guru Sekolah Minggu
Selamat membangun karakter Anak Sekolah Minggu, Tuhan memberkati.
Leave a Reply