ONESIMUS — Topik Inspirasi Spiritualitas Iman (ISI) saat ini adalah Pertobatan Menyenangkan Hati TUHAN. Pertobatan adalah bagian terpenting dari iman.
Pernahkah Saudara makan bersama dengan pelacur, pembunuh, pengedar narkoba, perampok, dan lain-lain? Mereka semua memperoleh stigma sebagai pendosa, sampah masyarakat, dan layak kita jauhi. Itulah pandangan sebagian besar masyarakat kita. Bahkan sejak dahulu kala dan juga pada zaman Yesus, para ahli Taurat dan orang Farisi membenci orang-orang seperti yang disebutkan di atas. Bagaimana dengan kita sendiri? Apakah sikap kita juga seperti para ahli Taurat dan orang Farisi tersebut?
Yesus Kristus memutarbalikkan pandangan para ahli Taurat dan orang Farisi yang memandang para pendosa tersebut sebagai orang yang kotor (najis). Kristus tidak menasehati para ahli Taurat dan orang Farisi yang merasa suci itu dengan ayat-ayat Kitab Suci, tetapi Dia sendiri datang menghadiri perjamuan makan bersama dengan para pendosa. Dia duduk makan bersama dan bercakap-cakap dengan sampah masyarakat sebagai label yang mereka terima.
Itulah sekilas kisah Yesus Kristus yang dapat kita temukan dalam bacaan Alkitab, yaitu: Lukas 15:1-10.Dalam bacaan Injil Lukas tersebut, Yesus menyadari kejengkelan (sungut-sungut) para ahli Taurat dan orang Farisi karena tindakan-Nya berinteraksi langsung dengan para pendosa. Mereka jengkel karena sikap dan tindakan Yesus bertentangan dengan ajaran mereka. Yesus menjawab dengan memberi perbandingan yang diambil dari hidup sehari-hari, yaitu dengan dua perumpamaan, yaitu domba yang hilang, dirham yang hilang.
Arti Pertobatan
Yesus Kristus meluruskan pandangan para ahli Taurat dan orang Farisi dalam memandang manusia yang berdosa. Berdasarkan kacamata Ilahi, ada sukacita yang besar di Sorga jika satu orang bertobat maka seluruh malaikat Sorga bersukacita.
Tuhan Yesus berbicara tentang pertobatan manusia berdosa. Pertobatannya menyenangkan hati Allah. Karena itu, ada sukacita besar di dalam Kerajaan Sorga sebab ada seorang yang bertobat. Pertobatan adalah pangkal keselamatan, dan tanpa adanya pendosa yang bertobat, maka tidak ada keselamatan.
Sikap Yesus yang bergaul dengan para pendosa memang berbeda dengan sikap orang Farisi dan ahli Taurat yang tidak suka bergaul dengan para pendosa. Yesus Kristus mau menjadi sahabat bagi orang-orang berdosa. Sukacita Sorga menjadi penuh ketika satu orang berdosa datang kepada TUHAN bertekad untuk bertobat.
Jangan lupa bahwa kehadiran Yesus Kristus di dunia bukan untuk menghakimi, tetapi menyelamatkan para pendosa yang bertobat. Sebagai penutup, mari kita baca Mazmur 147:11: “TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.”
Penulis: Boy Tonggor Siahaan