Menjadi Pelayan dalam Perspektif Penyandang Disabilitas

Menjadi Pelayan

ONESIMUS — Tulisan berjudul: “Menjadi Pelayan dalam Perspektif Penyandang Disabilitas” ini sebenarnya merupakan pengalaman pribadi saya. Saya telah merasakan dan melaksanakan pelayanan selama puluhan tahun sejak masa SMA hingga sekarang. Saya sendiri adalah penyandang disabilitas yang menjadi pelayan gerejawi dan masyarakat. Banyak pengalaman suka dan duka yang mengasah keberimanan dan keberhikmatan saya, sehingga saya merasa bersyukur bahwa TUHAN turut berkarya dalam kehidupan saya.

Sebagai rasa syukur tersebut, saya ingin berbagi pengalaman tersebut. Bukan sebuah kebetulan, tetapi dalam rencana Tuhan bahwa saya menyumbangkan tulisan ini untuk Ucapan Syukur 25 Tahun Masa Kependetaan Saudara terkasih saya, Pdt Marihot Siahaan, S.Th.

Pada awalnya saya mengenal Pdt Marihot Siahaan ketika kami menghadiri Kuliah Umum Teologi di STT Jakarta pada 2014 lalu. Ada rasa keingintahuan saya ketika melihat sosok pendeta dengan brewoknya, sehingga saya mencoba mendekatinya dan berkenalan. Ketika berkenalan saya kaget ternyata beliau dongan tubu saya (dongan tubu artinya keturunan semarga). Kami sama-sama bermarga Siahaan. Dari sejak perkenalan itulah, kami makin akrab berkomunikasi.

Membuat Logo KOMUNITAS ONESIMUS

Suatu ketika Pdt Marihot mengundang saya datang ke gerejanya di GPKB Pulomas Rawamangun, Jakarta Timur. Pendeta ini sebelumnya pernah menyampaikan keinginannya membuat sebuah logo. Logo tersebut bersumber dari bunga teratai putih yang terdapat dalam buku Katekismus Martin Luther. Di tengah teratai itu ada lambang kasih (love) warna merah dan di dalam love itu ada lilin menyala dengan tulisan fide (iman) di bawah lilin tersebut. Setelah logo terbentuk barulah logo tersebut masuk ke dalam lingkaran merah dan di luar lingkaran merah itu ada pelangi serta tulisan Komunitas Onesimus. Jadilah logo tersebut seperti gambar di bawah ini.

Saya bertanya ini logo untuk apa? Pdt Marihot Siahaan menjelaskan bahwa dia ingin mendirikan sebuah komunitas yang memberi bantuan kepada para hamba Tuhan yang melayani di pelosok-pelosok, tempat terpencil, marjinal, dan tidak banyak orang berminat melayani di tempat-tempat seperti itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?