Bacaan:
Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” — Bilangan 13:30
Tanggal: 05 Juli
Setelah Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan berjalan selama 40 tahun di padang gurun, maka tibalah saatnya bagi mereka untuk memasuki tanah perjanjian (Kanaan). Namun sebelum itu, Tuhan meminta Musa untuk menunjuk pemimpin dari masing-masing suku bangsa Israel untuk pergi mengintai tanah Kanaan, yaitu: negeri yang akan Tuhan berikan kepada bangsa itu, dan memeriksaan keadaannya.
Musa mengutus 12 orang sebagai pengintai. Kedua belas orang dari kepala-kepala suku (bani) Israel itu pun pergi mengintai tanah Kanaan selama 40 hari.
Sekembalinya mereka dari pengintaian, mereka menceritakan apa yang mereka lihat kepada Musa, Harun, dan segenap bangsa Israel. Sepuluh orang pengintai berkata bahwa penduduk negeri itu besar-besar dan kuat-kuat. Mereka tidak yakin akan dapat mengalahkannya untuk menduduki negeri itu, walaupun negeri itu begitu subur dan makmur.
Sementara dua orang pengintai yang lain, yaitu: Yosua dan Kaleb, percaya bahwa Tuhan beserta mereka untuk mengalahkan penduduk negeri itu. Mereka yakin bahwa Tuhan yang telah memberikan negeri itu kepada mereka, pasti juga akan memimpin mereka untuk mendudukinya.
Kaleb mencoba untuk meyakinkan bangsa Israel untuk tetap percaya bahwa mereka bisa mengalahkan penduduk Kanaan. Pada akhirnya memang Tuhan menyertai mereka memasuki tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan Tuhan bagi bangsa Israel. Namun hal itu terjadi setelah 10 pengintai yang menyampaikan kabar buruk itu mati kemudian, hanya Yosua dan Kaleb yang dapat memasuki tanah Kanaan tersebut.
Dari kisah di atas, kita melihat bahwa Yosua dan Kaleb dapat kita sebut sebagai pemuda yang menjadi agen perubahan. Keduanya yakin betul bahwa Tuhan akan memberikan negeri itu kepada Israel. Tuhan pasti juga akan memimpin mereka untuk mendudukinya. Yosua dan Kaleb percaya bahwa bangsa Israel mampu mengalahkan penduduk negeri itu, walaupun penduduk tersebut besar-besar dan kuat-kuat.
Namun demikian, kita dapat menduga bahwa Musa mempunyai pertimbangan yang berbeda. Kalau kita berpikir secara manusiawi, kita mungkin akan berpihak kepada 10 pengintai yang memanipulasi apa yang mereka lihat. Sementara, Yosua dan Kaleb jujur mengakui bahwa sangat sulit kekuatan bangsa Israel mampu mengalahkan penduduk negeri tersebut. Walaupun demikian mereka percaya dengan mengandal kekuatan Tuhan pasti bangsa Israel dapat mengalahkan penduduk negeri tersebut.
Sebagai pemuda, Yosua dan Kaleb menunjukkan kepada kita setidaknya ada dua hal utama jika pemuda ingin menjadi agen perubahan:
- Mengandalkan Tuhan sebagai kekuatan utama yang tidak terbantahkan, pasti berhasil.
- Tetap berpikir positif, walaupun kita akui ada kelemahan dalam diri kita. Dengan berpikir positif, niscaya kita mampu mengatasi kelemahan kita.
Para sahabat, seringkali dalam hidup ini kita mengalami kesulitan, tantangan dan masalah. Yuk kita belajar dari Yosua dan Kaleb, supaya kita mempunyai respons positif terhadap setiap tantangan di dalam hidup kita. Jangan seperti sepuluh pengintai lain yang patah semangat saat melihat tantangan. Seperti Tuhan telah memimpin bangsa Israel dan menyertai mereka untuk mengalahkan bangsa-bangsa di negeri Kanaan, Tuhan juga akan menyertai dan menolong kita untuk dapat menghadapi setiap tantangan dan kesulitan yang kita hadapi untuk dapat keluar sebagai pemenang. Yang perlu kita lakukan adalah tetap percaya pada-Nya dan selalu lakukan yang terbaik setiap saat.
Sebagai ayat penutup, perhatikan betapa marahnya Yosua dan Kaleb karena bangsa Israel tidak percaya pada kekuatan Tuhan:
“Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, dan berkata kepada segenap umat Israel: “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.” (Bil. 14:6-7) [BTS]