Bacaan:
Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. — Mazmur 127:4
Tanggal: 11 Juli 2022
Apa artinya anak-anak adalah seperti anak panah di mata Tuhan? Jika kita mengacu pada bacaan renungan di atas, Mazmur 127:4, kita dapat menafsirkan apa sesungguhnya maksud ayat tersebut. Maksudnya adalah bahwa anak-anak sesungguhnya memiliki posisi yang sangat berharga dan begitu istimewa di mata Tuhan.
Pada zaman now (istilah anak milenial sekarang), kita melihat bahwa banyak pasangan muda-mudi jika menikah kelak merasa enggan memiliki anak. Bahkan pasangan tersebut kadangkala menunda segera menikah, padahal kedua orangtuanya berharap sebaliknya.
Di beberapa negara Eropa, pemerintahnya mulai kesulitan karena populasi semakin sedikit akibat penduduknya semakin tidak menginginkan keturunan, walaupun sudah menikah.
Mereka menganggap repot mengurus anak. Biayanya tinggi, tidak punya waktu untuk istirahat, privasi terganggu, tidak bisa fokus bekerja, dan sebagainya. Segudang alasan terlontar bagi pasangan-pasangan yang menolak kehadiran anak dalam keluarga mereka.
Mereka tidak mau direpotkan dengan kehadiran anak sama sekali. Lahir satu anak artinya harus menambah sedikitnya satu baby sitter dan satu pembantu. Begitulah rata-rata pasangan muda ketika berkeluarga di era digital ini. Ternyata era digital tidak melulu menambah efisiensi pekerjaan, tetapi manusia dininabobokan dengan kemudahan era digital ini.
Kita menilai tampaknya kehadiran anak malah menjadi pengganggu kesenangan hidup mereka. Bukannya bersyukur, sebaliknya mereka menganggap sebagai beban. Ini bukanlah gambaran yang tepat menurut Tuhan.
Gambaran seperti apakah yang Tuhan harapkan? Tuhan menggambarkan anak-anak bagaikan anak-anak panah di tangan pahlawan, Mengapa anak panah?
Jika Saudara ingin menyasar suatu target, tentu Saudara akan membidiknya dengan sebaik-baiknya agar bisa tepat mengenai sasaran atau target tersebut.
Nah, seperti itulah pentingnya anak panah untuk membidik target. Anak panah ini kita arahkan sebaik mungkin agar saat dilepaskan, anak panah itu dapat mencapai targetnya.
Demikian pula halnya, ketika kita memiliki anak, kita sudah mempersiapkan anak ini akan dapat mencapai target yang kita harapkan.
Kita mengarahkan anak sejak masa kecil agar ia tampil menjadi orang yang baik dan benar ketika mereka dewasa kelak. Itulah target secara umum yang kita harap untuk anak kita.
Sementara itu, Tuhan juga menggambarkan bahwa orangtua seperti pahlawan. Apakah artinya ini? Jika orangtua malas mengurus anak, tidak memperhatikan atau mempedulikan anak dan lebih suka orang lain untuk mengurus anaknya, itu berarti mereka tidak bertindak sebagai pahlawan di mata Tuhan.
Jika orangtua tidak mengurus anak dengan baik, maka akan merugikan masa depan anak kelak. Selain itu, orangtua akan mendapat malu pada suatu saat nanti akibat perilaku anaknya yang tidak terpuji.
Begitu tinggi posisi anak-anak di mata Tuhan sehingga Yesus sampai perlu mengatakan: “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 18:10).
Anak-anak memang bisa terkadang merepotkan. Mereka bisa bertanya tentang banyak hal termasuk yang kita anggap tidak penting. Cerewet, bandel, dan membutuhkan banyak perhatian. Namun itu semua bukan berarti bahwa kita boleh merendahkan mereka. Kita harus memberi kasih sayang kepada mereka, mendidik, merawat juga mengenalkan mereka akan firman Tuhan dan pribadi Tuhan sejak dini, agar mereka bisa bertumbuh menjadi teladan di tengah masyarakat kelak.
Tidak lupa pula Yesus pun menyatakan pentingnya menyambut hadirnya seorang anak di mata-Nya. “Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” (BTS)