Bacaan:
Hai anak-anak, taatilah orangtuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. — Kolose 3:20
Tanggal: 12 Juli
Paulus menulis surat kepada jemaat di Kolose setelah dia mendengar pernyataan Epafras tentang iman dan kasih jemaat Kolose (Kol. 1:1-13). Tentunya laporan yang diterimanya tentang keadaan di Kolose tidak baik-baik saja. Mereka (Paulus dan Timotius, Kol. 1:1) tiada berhenti-henti berdoa bagi jemaat Kolose supaya menerima segala hikmat dan pengertian yang benar.
Tujuannya agar jemaat tersebut dapat mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidup layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal. Mereka juga memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah. Pada akhirnya, mereka menjadi kuat dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa.
Surat Paulus ini sarat dengan kata-kata penguatan dan pengajaran. Relasi dalam rumah tangga pun tidak ketinggalan Paulus tuliskan. Ini dapat menjelaskan betapa pentingnya ‘rumah tangga’ bagi Tuhan. Dengan jelas Paulus menuliskan, siapa saja yang ada dalam rumah tangga. Ada bapak (selaku suami atau kepala rumah tangga), isteri (selaku ibu), anak dan hamba. Keindahan dalam rumah tangga akan tercipta jika semua pemangku jabatan di dalam rumah tangga menjalankan peran dan tanggung jawabnya.
Pemaparan Renungan
Hari ini mari kita merenungkan satu ayat Alkitab yang tertulis di Kol. 3:20: “Hai anak-anak, taatilah orangtuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.”
“Hai” adalah seruan untuk menarik perhatian; memanggil; mengajak; anjuran; memperingatkan, sehingga semestinya mendapatkan respons dari orang yang dipanggil. Anak dalam silsilah keluarga merupakan keturunan pertama, yaitu: generasi kedua setelah orangtua. Jadi seruan ini diberikan kepada orang yang memiliki kedudukan di bawah garis keturunan orangtua.
Keluarga adalah organisasi atau lembaga terkecil, sehingga juga memiliki struktur organisasi layaknya sebuah perusahaan. Struktur organisasi memegang peranan yang sangat penting. Demikian pula dalam rumah tangga, perlu struktur rumah tangga karena merupakan suatu garis hirarki yang menggambarkan kedudukan setiap individu dalam rumah tangga. Setiap anggota keluarga tahu posisi dan fungsinya untuk saling bekerjasama, sehingga dapat mencapai hasil positif dengan mengembangkan kekuatan masing-masing serta saling melengkapi untuk menutupi kekurangan yang ada.
Dalam struktur rumah tangga maka yang menempati kedudukan tertinggi sebagai pemimpin adalah orangtua dan anak kedudukannya berada langsung di bawah koordinasi orangtua. Dalam pelaksanaannya, anak sebagai orang yang berada di bawah koordinasi orangtua harus taat kepada mereka. Taat adalah bertindak sesuai dengan apa yang telah diminta atau diperintahkan atau diharapkan dapat dilakukan oleh seseorang (anak) menurut seseorang yang berwenang (orangtua).
Rasul Paulus dengan tegas menyerukan “taatilah orangtuamu dalam segala hal.” Segala hal di sini mencakup semuanya, baik perkataan, teguran, larangan, dan perintah.
Tentunya tidak selalu anak sependapat dengan orangtua, terkadang konflik pun terjadi. Perlu kita tahu, tidak selamanya konflik berdampak negatif. Ada konflik berdampak positif. Bila terjadi konflik dengan orangtua, sebagai anak pertama sekali harus ingat akan perintah Tuhan untuk menghormati orangtua dan janji berkat bagi orang yang mengerjakannya. Kemudian komunikasikan dengan orangtua menggunakan bahasa yang tepat lewat diskusi dengan kepala dingin, dengarkan baik-baik perkataan mereka, jika tidak mendapatkan kesepakatan karena mereka tidak bisa menerima jangan marah apalagi menyimpannya dan berani memaafkan mereka.
Kecewa tentunya namun jangan hanyut dalam kekecewaan, serahkan semua kepada Tuhan. Terus kerjakan tanggung jawab kita dengan baik. Ketika kita melakukannya, hal ini sangat menyenangkan Tuhan dan pada waktu-Nya Tuhan pasti memberikan jalan keluar bahkan ganti yang terbaik. (TRP)