Bacaan:
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.” — Ulangan 6:6-9.
Tanggal: 13 Juli
Dalam Perjanjian Lama kita bisa menemukan ayat yang menyatakan bahwa penting bagi kita untuk mengindahkan ketetapan-ketetapan-Nya. Bersamaan dengan hal tersebut, kita harus juga perlu mengajarkan anak-anak dalam pengenalan akan Tuhan secara berulang-ulang sampai semua itu meresap dan tinggal di dalam diri mereka.
Anak-anak kecil terkadang sulit untuk berkonsentrasi, dan mereka mudah merasa bosan atau jenuh. Oleh karena itu, kita harus mampu terus berulang-ulang mengajarkan mereka dan mencari cara penyampaian yang menarik agar mereka bisa menangkap intinya dengan baik.
Mengajarkan sambil bermain atau lewat permainan-permainan, lewat lagu-lagu, atau bahkan dongeng sebelum tidur alias bedtime story mungkin bisa dipakai sebagai metode penyampai yang baik buat anak-anak.
Perhatikan bahwa kita perlukan usaha yang serius dan kerelaan mengorbankan sebagian waktu untuk bisa melakukan ini, tetapi itulah yang diinginkan Tuhan bagi para orang tua.
Anak-anak merupakan titipan-Nya yang harus disyukuri dan dibangun dalam pengenalan yang baik akan Tuhan, bukan untuk dianggap sebagai pengganggu, direndahkan, disepelekan atau disingkirkan dari hidup.
Jika Saudara mengira bahwa mengasuh anak hanyalah tugas para ibu saja, Saudara keliru. Para ayah pun punya peran yang tidak kalah pentingnya dalam hal ini.
Benar bahwa ayah harus bekerja mencari nafkah, tetapi seorang ayah teladan haruslah mampu menyediakan waktu bagi keluarga terlebih bagi anak-anaknya. Hanya mencari nafkah tanpa memperhatikan kebutuhan rohani atau jiwa dari anak tidak akan pernah cukup bagi perkembangan dan kebahagiaan mereka.
Oleh karena itu, meskipun kita sebagai kepala rumah tangga harus sibuk memenuhi kebutuhan materi keluarga dan anak-anak, kita pun harus memperhatikan pula untuk memberi perhatian, kasih sayang dan membagi sebagian dari waktu kita secara khusus bagi mereka.