Bacaan:
… dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. — Efesus 4:18
Tanggal: 15 Juli
Alkitab menjadi kesaksian hidup yang menggambarkan jatuh-bangun umat Israel dalam menjalin persekutuan dengan Allah secara konsisten.
Kita melihat bagaimana bangsa Israel diuji kesetiaannya kepada Allah, sehingga banyak dari generasi yang membangkang ini terseleksi secara alami. Tentu seleksi secara alami itu atas perkenanan Allah.
Dari pengalaman dan pergumulan bangsa Israel selama berabad-abad tersebut menjadi nilai yang berharga bagi umat Allah pada generasi saat ini dan generasi berikutnya.Nilai yang sangat berharga itu membuktikan bahwa jauh dari Allah membuat hidup kita berada dalam kesia-siaan.
Karena itu, Rasul Paulus mengingatkan Jemaat Efesus (Pasal 4 ayat 18) menegaskan bahwa hal itu membuat kita hidup dalam kegelapan dan penuh kebodohan dengan kedegilan hati. Tanpa kita sadari kehidupan kita dalam kecemaran sedang menuju kepada kebinasaan.
Sebaliknya, berbahagialah orang yang hidup dalam persekutuan dengan Allah dan tidak hidup menurut keinginan dan pikirannya sendiri, tetapi hidup berdasarkan rencana dan keinginan Allah.
Betapa indahnya kita hidup dalam persekutuan dengan Allah, karena mendapat jaminan kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan di bumi ini sampai ke surga nanti.
Sebagai keluarga Kristen, tentu kita memilih hidup dalam persekutuan dengan Allah yang selalu hidup dipimpin oleh Roh Kudus.
Karena itu, mulailah membangun persekutuan yang terus-menerus secara konsisten dengan Tuhan Allah dalam kehidupan keluarga kita. Jangan pemah jauh dari Tuhan, karena bila kita jauh maka kita akan tersesat dan binasa.
Hidup bersama Tuhan akan memampukan kita sebagai keluarga Kristen untuk senantiasa rindu ada di hadirat Tuhan, menikmati kasih dan anugerah-Nya yang menyelamatkan.