Bacaan:
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya. (Markus 10:15)
Tanggal: 23 Juli
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sudah tiba di rumah terjadi percakapan di antara mereka. Murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya tentang perceraian. Mungkin murid-murid-Nya heran atas jawaban yang Yesus berikan di hadapan orang banyak untuk pertanyaan orang-orang Farisi yang hendak mencobai Yesus. Seperti biasa, di mana ada Yesus pasti orang banyak datang untuk mendengar Dia dan mengharapkan mujizat. Tidak ketinggalan pula orangtua membawa anak-anak kecil mereka supaya Yesus menjamah anak-anaknya, namun murid-murid-Nya memarahi mereka. Saya tidak tahu, mengapa mereka dimarahi? Mungkin mereka berpikir ‘untuk apa membawa anak kecil ke acara orangtua. Anak kecil tidak tahu apa-apa. Mereka akan mengganggu dan bikin repot saja.’Â
Ternyata, tidak demikian bagi Yesus. Melihat perlakuan murid-murid-Nya, Yesus marah dan menyuruh untuk membiarkan anak-anak itu datang kepada-Nya dan jangan ada yang menghalang-halangi mereka. Yesus mengatakan: sebab orang-orang yang seperti anak-anak kecil yang empunya Kerajaan Allah. Dan barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya. Bahkan Yesus memeluk anak-anak itu dan memberkati mereka.
Mengapa Yesus mengumpakan orang-orang yang seperti anak kecil yang empunya Kerajaan Allah? Tentunya dapat kita bayangkan bagaimana tingkah laku dari seorang anak kecil. Umumnya yang pertama kita ingat hal-hal tidak menyenangkan bagi kita, antara lain: cengeng, suka merajuk, bosanan, tidak bisa diam,suka lari sana-sini. Apalagi yang berpengalaman mengurus anak kecil, mungkin bisa menambahkan daftar tidak menyenangkan ini.Â
Berbeda dengan Yesus. Yesus tahu pasti bahwa seorang anak kecil itu adalah makhluk yang lemah dan memiliki banyak keterbatasan. Makhluk yang tidak mandiri, harus dididik dan wajib dilindungi. Apakah orang demikian yang empunya Kerajaan Allah? Dari ayat ini, saya belajar untuk mengenal siapa sesungguhnya anak kecil itu. Sifat dasar yang bagaimana sesungguhnya Tuhan berikan atas seorang anak kecil? Yah, pada dasarnya anak kecil itu bersifat polos, jujur, percaya penuh kepada orangtuanya, berani mengatakan apa yang hendak dia tanyakan, baik hati, tidak tahu untuk menjelekkan orang lain, mau dididik, mau diatur dan mau mendengarkan perkataan orangtuanya.Â
Tentunya, orang yang memiliki sifat demikianlah yang Yesus sampaikan kepada kita hari ini. Ada banyak persoalan dalam hidup juga ada banyak kelemahan dan keterbatasan kita. Ketika kita tetap menjadikan Allah menjadi Bapa dalam hidup ini, apa pun proses hidup yang Tuhan izinkan sebagai proses mendewasakan dan mematangkan kita, pasti Allah bertanggung jawab penuh sebagai Bapa. Dan jangan lupa, kita juga wajib mengerjakan bagian kita sebagai wujud cinta kita kepada-Nya. (TRP)