Bacaan:
Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! — Pengkhotbah 11:9
Tanggal: 25 Juli
Tuhan memang memberikan kebebasan kepada pemuda untuk memilih jalan hidupnya. Namun, atas pilihannya itu, dia harus siap menanggung akibatnya.
Jadi, pemuda bebas berbuat apa saja, tetapi dia harus siap karena segala hal ini Allah akan membawanya ke pengadilan-Nya. Artinya dia menerima hadiah ataupun hukuman atas jalan kehidupannya yang dia pilih.
Karena itu, pemuda harus hidup sebagai anak Tuhan dan jangan membiarkan diri jatuh ke dalam pencobaan, apalagi sengaja menjerumuskan diri dalam pencobaan atau kejahatan.
Pada Kitab Suci, kita melihat bagaimana Paulus meminta Titus untuk menasihati teman-temannya sesama pemuda. Paulus berharap supaya pemuda hidup menguasai diri dalam segala hal, bukan hidup seenaknya.
“Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal,” (Tit. 2:6)
Titus adalah seorang anak muda. Dia seorang yang masih muda belia, tetapi dia mengemban tugas pelayanan yang amat berat. Titus melayani dan menasihati orangtua, juga anak muda atau pemuda. Padahal, dia seorang anak muda.
Titus menasihati kaum muda supaya kehidupan mereka tidak hilang kendali. Mereka harus hidup dalam pengendalian diri, agar tidak jatuh dalam kesesatan maupun penyesatan, oleh jalan hidup yang jahat.
Menasihati pemuda, apalagi oleh sesama pemuda, tentu gampang-gampang susah. Tidak segampang yang kita pikirkan. Sebab bisa saja kita diserang balik, dihina, difitnah, bahkan dibuli.
Karena itu, sangatlah penting seorang pemuda, terutama pelayan pemuda memperlengkapi dirinya dengan senjata iman, dan bekal kehambaan yang kuat.
Dalam hal ini, seorang muda menasihati teman pemudanya patut memiliki kedewasaan dalam iman, bersih kelakuannya, dan memiliki hikmat dari Tuhan.
Tidak hanya kepada Titus, Paulus juga menasihati hal yang sama kepada Timotius. “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (1 Tim. 4:12)
Jika kita tidak siap dalam melayani, maka pelayanan kita bisa jadi bumerang, alias justru menyerang diri sendiri. Karena itu, hal mengendalikan diri agar hidup dalam ajaran yang sehat, benar dan sesuai dengan kehendak firman Tuhan, harus menjadi bagian hidup kita sebagai orang percaya.
Hidup menguasai diri akan membuat kita tidak lupa diri, tetapi senantiasa terkendali pada kebenaran dan kebaikan yang bersumber pada kasih Tuhan Yesus. Sebab pemuda bukan hanya menjadi obyek pelayanan, tetapi subyek dalam pelayanan dan dalam Kekristenan. (BTS)