Bacaan:
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!” — Roma 8:15
Tanggal: 12 Agustus
Ada gambaran menarik seperti ini. Apa reaksi kita jika kita sebagai seorang terdakwa yang terbukti tidak bersalah dan divonis bebas? Tentu kita akan senang.
Demikian pula halnya pada zaman dahulu, jika seorang budak memperoleh hadiah pembebasan dari tuannya, tentu ia sangat senang.
Namun demikian, Rasul Paulus menunjukkan gambaran pengikut Kristus jauh lebih beruntung daripada dua gambaran di atas.
Orang Kristen jauh lebih bersukacita karena ia seperti terdakwa yang terbukti bersalah, tetapi hakim memvonis, “Tidak ada hukuman!” (Rm. 8:1). Kemudian ia seperti budak yang tidak hanya dibebaskan, tetapi juga diangkat sebagai anak (Rm. 8:15).
Kita pasti terbukti berdosa, tetapi Kristus membebaskan kita dari hukuman dosa, yakni maut (Rm. 8:2). Roh Kudus membuat kita lahir baru di mana kita sebenarnya sudah vonis mati, sehingga kita bisa menyambut tawaran pengampunan dosa dari Allah melalui karya salib Kristus (Rm. 8:3).
Selain itu, Roh Kudus memimpin hidup dan meyakinkan kita sebagai anak Allah. Kita berani berseru bahwa kita adalah anak Allah (Rm. 8:13-15).
Ada dua hal nasihat Rasul Paulus kepada jemaat Roma dan kepada kita juga:
Pertama, kita bersedia dipimpin Roh Kudus dan mematikan perbuatan-perbuatan daging (Rm. 8:10-13).
Kedua, kita siap menjalani hidup sesuai status sebagai anak, yaitu: tunduk pada perintah Tuhan dan rela hidup bersama Allah dalam suka dan duka, dalam keadaan sejahtera maupun menderita.
Manusia duniawi hidup menurut keinginan daging dan berbagai kecanduan memperbudaknya. Sebagai pengikut Kristus, marilah kita bergantung pada Roh Kudus agar kita mampu hidup sesuai dengan status kita, yaitu sebagai orang merdeka dan anak Allah. (BTS)
Leave a Reply