Bacaan:
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. — Galatia 5:13
Tanggal: 17 Agustus
Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan dan pengorbanan para pahlawan. Kini banyak kebebasan yang dapat kita nikmati sebagai warga negara Indonesia. Dalam kehidupan rohani. kita sebagai Kristen adalah orang merdeka, ditebus dengan harga mahal. Kita hidup bebas dari kuk perhambaan dan di dalam kasih karunia.
Surat Paulus kepada jemaat Galatia dalam Gal. 5:13, mengingatkan dan mengajarkan bahwa kita orang merdeka, harus bertanggung jawab atas kemerdekaan yang telah kita peroleh, terlebih kita memperolehnya tanpa berjerih payah.
Paulus mengingatkan, “janganlah mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, tetapi layanilah seorang akan yang lain dengan kasih.”
Sebagai orang merdeka, kita memiliki kebebasan untuk menjalani hidup dengan cara yang kita inginkan, tanpa campur tangan dari orang lain atau bahkan oleh pihak berwenang.
Meskipun di dalam kebebasan, namun dalam mempergunakan hak yang kita miliki tetap ada aturannya agar jangan sampai terjadi tabrakan atau kekacauan yang merugikan orang lain dan diri kita sendiri.
Rasul Paulus menyerukan “janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa.” KJV menuliskan “only use not liberty for an occasion to the flesh.”
Kata “the flesh” ini merujuk kepada tubuh fisik dan bukan pikiran atau jiwa. Lebih sederhananya kedagingan atau hawa nafsu. Semuanya hanya untuk menyenangkan dan memuaskan diri sendiri.
Kita tidak salah memberikan perhatian kepada diri sendiri. Kita seharusnya memang terlebih dahulu memberikan yang terbaik untuk kebutuhan diri sendiri. Jika kita sudah memberikan yang terbaik untuk diri sendiri tentunya kita akan bisa berbagi dan melayani kepada orang lain.
Namun kita harus kenal kata ‘cukup’. Ketika kita mampu berkata ‘cukup’, kita akan mampu melayani orang lain. Kita tidak lagi menuntut orang lain yang harus memahami kita terlebih dahulu atau mengikuti kemauan kita. Sebaliknya kita yang mau belajar mengenal dan memahami mereka.
Ada banyak pelayanan kasih yang bisa kita berikan kepada orang lain, sesama kita. Alangkah indahnya jika kita mulai dari lingkar pertama, yakni pelayanan dalam keluarga. Yang tinggal serumah atau tidak serumah, sesibuk apa pun kita, berikan waktu khusus untuk berkomunikasi.
Mari kita saling mendengarkan. Anak-anak yang sudah mandiri secara keuangan, dapat membantu orangtua atau kakak-adiknya. Anak-anak yang masih tinggal serumah, bantu pekerjaan di rumah.
Orangtua, khususnya yang memiliki anak-anak yang belum mandiri, sesibuk apa pun orangtua berikan perhatian.
Saling memberikan perhatian kepada setiap anggota keluarga akan menguatkan kesatuan dalam rumah tangga. Kebutuhan bukan hanya materi semata, sehingga lewat saling memberikan perhatian kita akan menjadi tahu, apa kebutuhan dari anggota keluarga kita.
Selanjutnya, kepedulian terhadap lingkungan tempat kita tinggal. Kita turut bergotong royong dalam kegiatan yang diselenggarakan RT.
Dalam dunia kerja, meskipun persaingan sangat ketat dan banyak intrik di dalamnya, jangan sampai kita tidak bisa menunjukkan kebaikan hati sebagai pengikut Kristus. Tunjukkan kecerdikan dan ketulusan yang Kristus ajarkan.
Ketika kita sudah mampu melayani orang lain dalam kasih, tentunya Tuhan akan perhitungkan untuk memberikan berkat lainnya kepada kita. (TRP)