Kematian dalam Kristus Memerdekakan

Bacaan:
Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. — Roma 6:7

Tanggal: 19 Agustus

Ketika seseorang dinyatakan telah meninggal dunia, dalam kata-kata penghiburan yang disampaikan kepada keluarga, sering diucapkan:“Dia sudah tidak sakit lagi. Dia telah bebas (baca: merdeka) dari penyakitnya.”

Kematian sudah membebaskan orang tersebut dari penyakit yang mungkin telah sangat lama dideritanya. Selama bertahun-tahun hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya ia sangat menderita karena penyakit yang menguasai tubuhnya.

Penyakit itu tidak hanya menyiksa tubuhnya, tetapi juga sudah menghalangi ia berkarya maksimal atau bahkan membuatnya tak bisa berkarya sama sekali.

Ia mungkin menderita penyakit yang sudah sangat lama, sangat menyiksa, menyakitkan dan membuatnya tidak berdaya. Padahal ia sudah berobat ke sana ke sini dengan biaya yang sangat besar. Bahkan ia sudah menguras aset yang ada, seringkali kematian menjadi dambaan.

Kematian dianggap sebagai jalan keluar terbaik. Jadi, bisa dipahami mengapa kalimat “ia sudah bebas” sering terdengar pada saat penghiburan untuk keluarga.

Hal yang sama terjadi dalam dimensi rohani. Sebetulnya, disadari atau tidak, dosa adalah sesuatu yang sangat menyakitkan, menyiksa, menjajah, membuat orang tak bisa berkarya dengan maksimal.

Akibat dosa, semua yang dikerjakannya walaupun tampak baik adalah semu. Dosa membuat orang terikat. Itulah sebabnya, dosa yang satu membuahkan dosa yang lain. Dengan demikian, orang makin hari makin berdosa.

Akhirnya, semua yang ia katakan, pikirkan dan lakukan adalah dosa. Tak heran jika dalam Alkitab dikatakan: “Upah dosa adalah maut”.

Berita baiknya adalah, ternyata, sama halnya dengan kematian bisa membebaskan seseorang dari penyakit yang sudah sangat lama menyiksanya, kematian juga bisa memerdekakan orang dari dosa.

Dalam kematian akibat penyakit, yang mati adalah tubuhnya, sedangkan kematian yang dapat membebaskan orang dari dosa adalah kematian atas dosa.

Dosa tidak lagi berkuasa atas kita. Kita menolak dikuasai dan dijajah oleh dosa atas perkataan, pikiran dan perbuatan dalam segala aspek kehidupan kita.

Kita mati atas dosa. Kematian ini membuat kita tak mungkin lagi melakukan apapun yang dosa kehendaki. Kita bebas dari dosa. Tentu saja kematian atas dosa tak mungkin kita peroleh dengan kekuatan kita sendiri. Oleh karena itu, mari kita mohon kasih karunia Tuhan agar kita mampu melakukan hal tersebut. Amin.(SRP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?