Bacaan:
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. – Roma 8:37
Tanggal: 26 Agustus
Saya adalah penggemar dari pebulutanggis ternama Indonesia, Susy Susanti. Di masa kejayaannya, saya hampir selalu mengikuti (lewat layar kaca tentunya) pertandingan-pertandingannya.
Yang paling saya ingat adalah pentas Olimpiade yang berlangsung di Barcelona, Spanyol pada 1992. Waktu itu, saya dengan setia mengikuti setiap tahap pertandingan itu.
Tidak hanya itu, saya berdebar-debar bahkan berdoa sepanjang pertandingan. Ketika Susy berhasil memenangkan pertandingan dan meraih medali emas, saya berlonjak kegirangan. Saya gembira luar biasa.
Padahal, yang menang dan dapat medali emas itu Susy Susanti, bukan saya. Malah, yang mendapat hadiah dan nama tenar seantoro dunia itu bukan saya, tetapi Susy Susanti.
Ternyata, bukan cuma saya yang bersikap begini jika atlit favoritnya juara. Saya perhatikan, di banyak cabang olahraga misalnya sepak bola dan tinju, hal serupa juga terjadi. Teman saya yang gemar olahraga sepak bola akan menjadi sangat gembira saat tim favoritnya menang.
Hal yang sama terjadi dalam perjalanan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena kasih-Nya kepada kita, Allah rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa-dosa kita dan untuk menyelamatkan kita. Ia selalu membela kita dari segala bentuk dakwaan Iblis.
Kristus yang disiksa, disalibkan dan mati, tetapi kita yang mengalami kemenangan dan keselamatan. Inilah yang disebut ‘lebih dari pemenang”.
Susy Susanti berlatih sedemikian rupa dengan penuh kedispilinan agar dapat mengalahkan lawannya. Ketika ia menang, tidaklah heran jika ia mendapatkan berbagai hadiah dan oleh karena itu ia sangat gembira.
Hal yang wajar jika orang yang bertanding menang. Berbeda dengan kita. Yesus yang menderita, Yesus yang disiksa, Yesus yang diolo-olok, Yesus yang berkorban, Yesus yang disalibkan dan Yesus yang mati lalu bangkit dari kematian, tetapi kita yang menang.
Tidak ada kontribusi kita dalam karya keselamatan di kayu salib itu. Semua murni karena pengorbanan Yesus Kristus lewat darah-Nya yang tercurah. Semata-mata untuk menyelamatkan kita oleh karena kasih-Nya yang begitu besar kepada kita. Terpujilah Tuhan. (SRP)
Leave a Reply