Bacaan:
Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku. — 2 Korintus 11:30
Tanggal: 8 September
Rasul Paulus sebenarnya memiliki banyak hal yang dapat dibanggakannya di depan jemaat maupun orang-orang yang menghinanya. Latar belakang pendidikan Paulus bisa saja menjadi alasan untuk bermegah. Namun, ia tidak melakukannya.
Paulus merasa tidak ada yang ia banggakan setelah ia menjadi pengikut Kristus. Ia merasa tidak layak memiliki kebanggaan yang melekat pada dirinya. Semuanya itu ia lepaskan dan tinggalkan karena penderitaan Kristus pada jalan Salib jauh melebihi semuanya itu.
Paulus telah banyak mengalami penderitaan sejak pertama kali memutuskan untuk mengikut Kristus. Namun, penderitaan yang ia alami itu memberikan sukacita dan rasa syukur karena ia melihat banyak orang yang menerima pelayanan dan pemberitaannya.
Hanya itu yang menjadi kebanggaan Rasul Paulus. “Aku akan bermegah atas kelemahanku,” ungkapan terdalam Paulus kepada jemaat Korintus.
Bagi kita pada masa sekarang mungkin berkata: “Itu kan dulu, para pengikut Kristus banyak mengalami penderitaan. Tetapi, sekarang tidak seperti itu lagi.”
Saudara, Rasul Paulus tidak berbicara tentang dulu atau sekarang bahkan yang akan datang soal tersebut. Paulus menekankan bahwa ketika kita memutuskan ingin mengikut Kristus, maka kita harus siap memikul salib sendiri.
Sebenarnya hal ini pun sudah Kristus ingatkan kepada kita. Paulus hanya menegaskan kembali dan ia buktikan dalam hidupnya setia melayani Kristus meskipun ia harus mengalami penderitaan.
Paulus menyadari bahwa penderitaan yang ia alami tidak ada arti apa-apanya daripada penderitaan Kristus. Karena itu, ia merasa tidak layak harus memegahkan dirinya. Kalau pun harus demikian, maka kelemahan yang ada pada dirinyalah yang bisa ia megahkan. Tentu bagi dunia, dia ditertawakan. (BTS)
Leave a Reply