ONESIMUS — Pada masa jabatan, kekuasaan dan kemashyurannya, ada kala raja Daud lupa diri dan lupa Tuhan. Ia menyalahgunakan jabatannya hingga merencakan dan memerintahkan pembunuhan atas Uria, suami Batsyeba. Suatu tindakan jahat, tega mengorbankan orang lain demi memenuhi hasrat pribadi yang keji. Daud lupa bahwa Tuhanlah yang mengangkatnya menjadi raja dan memberinya kejayaan.
Terhadap kejahatan itu Allah marah dan mengutus nabi Natan menegurnya. Sebagai seorang nabi, Natan menegur Daud dengan keras tanpa tendeng aling-aling. “Mengapa engkau menghina Tuhan melakukan apa yang jahat di mata-Nya?” kata Natan.
Daud pun mengaku bahwa ia telah berdosa kepada Tuhan. “Aku sudah berdosa kepada Tuhan” katanya.
Lihat, Natan berani melaksanakan tugasnya menegur kejahatan seorang raja yang jaya dan Daud pun mengakui dosanya. Pengakuan itu didasari oleh kesadaran dan penyesalan yang mendalam. Ia pun ingin bertobat dan pulih. Namun Daud sadar, pertobatan dan pemulihan hanya mungkin atas pertolongan Tuhan. Dengan rendah hati ia memohon pertolongan dan belas kasih Tuhan. “Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.”
Daud sadar bahwa mengaku dosa adalah jalan terbaik bagi pertobatan, awal dari pemulihan dan pintu terbuka bagi kegembiraan.
Marilah kita tidak lupa diri pada masa jabatan, kekuasaan, dan kejayaan kita, supaya kita tidak menyalahgunakannya. Janganlah gembira mengorbankan orang lain demi kepentingan sesaat, karena itu adalah kekejian bagi Tuhan. Selamat mengaku dosa dan bertobat. Tuhan memberkati. Amin. Mazmur 51:1-10.
Penulis: Pdt. Marihot Siahaan