Emas dan Perak Tidak Ada padaku

Bacaan:
Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” – Kisah Para Rasul 3:6

Tanggal: 16 September

Ayat di atas ada dalam perikop yang oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) berjudul “Petrus Menyembuhkan Orang Lumpuh”.

Pada waktu itu, ketika Petrus dan Yohanes hendak sembahyang di Bait Allah, di sana mereka bertemu dengan orang yang lumpuh sejak lahir sedang meminta sedekah. Orang lumpuh itu menatap Petrus dan Yohanes dan berharap mereka memberi sedekah kepadanya.

Petrus memahami hal tersebut dan berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”

Dalam ayat selanjutnya bercerita bahwa orang lumpuh tersebut sembuh, dapat berjalan, melompoat-lompat dan memuji Allah. Tidak hanya itu, seluruh rakyat pun melihat dia berjalan sambil memuji Allah. Mereka takjub dan tercengang.

Tidak semua dari kita kaya, memiliki banyak harta benda dan uang. Walaupun demikian, itu tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk tidak melayani atau menolong orang lain.

Kalimat “emas dan perak tidak ada padaku”, tidak   boleh membuat kita tidak melayani, tetapi sama seperti Petrus, setiap kita pasti punya hal lain yang dapat kita pakai untuk menolong sesama dan melayani.

Kita memang tak punya emas dan perak, tetapi kita punya telinga yang dapat mendengarkan dengan baik. Saat ini, angka orang yang mengalami depresi dan gangguan kesehatan mental lain sangat tinggi akibat dipicu oleh berbagai persoalan dan tekanan hidup.

Mereka butuh orang yang mau mendengarkannya. Alih-alih, tidak banyak orang yang mau dan mampu mendengarkan dengan baik. Mengapa? Karena saat mendengar, pikirannya sibuk menilai bahkan menghakimi orang yang sedang berbicara kepadanya.

Kita dapat ambil bagian dalam pelayanan seperti ini karena mendengarkan orang lain dan berdoa untuk mereka adalah pelayanan.

Mungkin kita tidak memiliki emas dan perak, tetapi kita punya keterampilan memasak. Dengan berkolaborasi dengan teman-teman, kita dapat membuat aktivitas pelayanan berupa memberi makanan kepada saudara-saudara kita kaum papa. Tentu dalam kegiatan pelayanan seperti ini keterampilan memasak yang kita miliki sangat dibutuhkan.

Yang mau kita tekankan adalah walaupun tidak semua dari kita memiliki emas dan perak, tetapi setiap kita pasti punya sesuatu yang dapat kita gunakan untuk menolong sesama dan melayani.

Kiranya Tuhan Yesus Kristus memampukan kita melihat dan menggunakan semua potensi yang Ia berikan kepada kita dengan baik, sehingga hidup kita berguna bagi TUHAN, berguna bagi sesama. (SRP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?