Bacaan:
Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. — 1 Timotius 4:12
Tanggal 20 September
Pada umumnya semua orang tidak mau direndahkan atau dianggap rendah. Orang yang tidak rendah hati atau emosional, iika ia merasa dirinya dianggap rendah, ia bisa marah bahkan melakukan perlawanan terhadap orang yang dinilainya telah merendahkannya.
Ada orang yang jika merasa direndahkan akan membuatnya merasa rendah diri dan bahkan mengalami tekanan psikologis. Orang yang positif, rendah hati dan memiliki mental yang sehat biasanya tidak akan terpengaruh jika direndahkan atau dianggap rendah. Sebaliknya, direndahkan justru membuatnya introspeksi diri.
Dalam suratnya kepada Timotius, Paulus menasehati Timotius terkait hal ini. Waktu itu Timotius masih muda dan tidak heran jika ada orang yang merendahkan atau menganggapnya rendah.
Memang, banyak orang yang menganggap orang muda rendah. Mungkin karena orang muda dinilai belum memiliki pengetahuan, pemahaman dan pengalaman hidup yang banyak. Anggapan itu rasanya masih ada sampai sekarang.
Paulus menasehati Timotius agar merespons perlakuan itu dengan cara menjadi teladan bagi orang percaya dalam perkataannya, tingkah lakunya, kasihnya, kesetiaannya, dan kesuciannya.
Nasehat yang sama berlaku juga untuk kita yang hidup di era digital ini. Dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam dunia pelayanan, hal ini pun banyak terjadi.
Setiap kita punya keterbatasan yang dapat membuat orang merendahkan kita atau mengganggap kita rendah.
Mungkin kita direndahkan karena status sosial ekonomi kita, tidak berpendidikan tinggi, kondisi fisik kita, keluarga kita, riwayat masa lalu kita, dan lain sebagainya. Siapa pun dan apa pun alasan orang merendahkan kita, kita tidak perlu reaktif.
Mari menuruti nasehat Paulus! Dari pada sibuk berargumentasi untuk membela diri atau membalas orang tersebut dengan cara merendahkannya juga, lebih baik kita tetap setia melayani.
Lakukan introspeksi diri dan benahi diri jika memang ada yang harus dibenahi! Pacu diri untuk tetap berbuat baik seperti yang dikehandaki oleh Allah.
Yang terpenting, pantaskan diri agar dapat menjadi teladan, baik dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian!
Selain itu, kita juga tidak boleh menganggap rendah siapa pun, termasuk rekan sepelayanan kita! Kiranya Allah yang Maha Baik memampukan kita melakukan tugas pelayanan yang telah Ia percayakan kepada kita tepat seperti yang Ia kehendaki. Amin.(SRP)