Remaja Kristen Harus Melek Spiritualitas

Bagikan:

Loading

Bacaan:
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. — Amsal 22:6

Tanggal: 2 Oktober

Salah satu kekwatiran kita adalah kurangnya ketertarikan remaja pada kekristenan. Meskipun mereka rajin ke Sekolah Minggu sejak masa anak-anak, tetapi itu tidak dapat menjadi patokan bahwa sepenuhnya mereka tertarik pada kekristenan. Selain sangat sedikit waktu mereka bertumbuh iman kristianinya di gereja, mereka juga punya banyak pilihan beraktivitas lain yang belum tentu ada nilai-nilai kekristenannya.

Sebenarnya rumah (dalam pengertian home bukan house) dan keluarga adalah tempat yang paling tepat dan banyak waktu yang tersedia untuk menanamkan benih-benih firman Tuhan kepada remaja. Namun sayangnya, banyak keluarga menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Belum lagi ada persaingan dengan kecondongan kita larut pada aktivitas bermedia sosial dan beragam aktivitas lainnya.

Kita sepenuhnya tidak dapat menyalahkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga waktu kita lebih banyak berada di dunia maya. Kita terkadang tidak sadar bahwa kita masih hidup di dunia nyata di mana ada keluarga yang sepatutnya menjadi prioritas kita bukan seseorang atau sesuatu yang ada di dunia maya.

Akibatnya anak-anak kita berkurang dan bahkan tidak ada sama sekali memperoleh didikan seturut firman Tuhan. Sebagaimana nasihat penulis Ams. 22:6 dalam renungan kita hari ini: Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.

Karena itu, tidak mengherankan jika makin banyak anak-anak, khususnya remaja dan pemuda, berjalan menurut kemauannya sendiri yang belum tentu patut baginya. Mereka terperangkap pada pergaulan bebas, narkoba, kenakalan remaja, dan kriminalitas.

Rumah dan keluarga yang seharusnya menjadi tempat bagi remaja untuk melek spiritualitas iman Kristen sudah makin tergerus. Kita harus mengembalikan lagi peran dan fungsi keluarga sebagai rumah (tempat) menanamkan nilai-nilai kekristenan sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab.

Kita pun harus mampu bijaksana dalam pemanfaatan dunia maya yang mendukung proses mendidik anak-anak dengan muatan-muatan (konten-konten) spiritualitas kekristenan tersebut. Karena itu, mintalah hikmat dari Tuhan.

Kita juga dapat membangun persekutuan-persekutuan (jaringan kekristenan) dengan keluarga-keluarga lain yang seiman. Tentu, jangan lupa melibatkan anak-anak agar mereka juga belajar akan nilai-nilai kekristenan tersebut. (BTS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *