Bacaan:
2 Timotius 1 : 3-18
Dengan ayat ayat Emas: “Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.” (2 Tim 13-14)
Eunike tinggal di Listra. Listra adalah kota provinsi yang kecil yang tidak begitu terkenal. Kota itu adalah koloni Romawi yang disebut Julia Felix Gemina Lustra, didirikan oleh Kaisar Agustus. Eunike adalah seorang Yahudi Kristen, hidup bersama suaminya seorang Yunani, putranya Timotius, dan ibunya, Lois (Kis 16: 1 – 3). Kemungkinan besar orang Yahudi di Listra hanya sedikit. Jadi tidak mudah bagi Eunike untuk hidup mempraktekkan imannya. Terbukti bahwa Timotius tidak disunat setelah lahir, mungkin karena suami Eunike yang adalah orang Yunani menentangnya.
Tetapi, Timotius menerima pengajaran dan warisan iman dari ibunya maupun neneknya, ibu dari ibunya, yaitu Lois. Warisan itulah yang mau diingatkan dan dikobarkan Paulus dalam diri Timotius, yang adalah murid dan anak rohaninya sekaligus teman sekerjanya dalam pemberitaan Injil. “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu,” kata Paulus kepada Timotius.
Kita juga sering mendengar dan menjumpai kisah-kisah serupa di banyak tempat, termasuk di Tanah Batak. Betapa mengharukan dan indahnya kisah para utusan zending, yang disebut juga misionaris atau penginjil di Tanah Batak, terutama pada awal kekristentan tiba. Demikian juga kisah para guru – guru zending yang telah benar – benar mendedikasikan hidup mereka untuk menyampaikan Injil melalui sekolah – sekolah, gereja dan dari rumah ke rumah.
Hal inilah yang perlu kita ingat, syukuri dan kobarkan. Supaya harta rohani yang kita warisi dari Pekabar Injil dan dari Ompung dan Among kita tidak padam dan hilang begitu saja. Sebaliknya, semangat dan pengabdian mereka harus kita kobarkan dan teladani. Itulah menjadi tanda rasa syukur dan persembahan kita kepada Kristus Yesus, Raja Gereja. Untuk itu marilah kita senantiasa mengingat dan merenungkan yang Paulus katakana ini, “Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.” (2 Timotius 1: 14)
Selamat memelihara warisan rohani dan mengobarkannya. Amin. (MS)
Catatan:
Renungan ini telah disampaikan pada acara online Berdoa dan Diskusi untuk Gereja Batak pada hari Senin, 3 Oktober 2022