Ini Cara Agar Orang Muda Mampu Berpenguasaan Diri

Bagikan:

Loading

Bacaan:
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu, kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. — I Petrus 4:7

Tanggal: 21 Oktober

Hal yang paling sulit bagi semua orang dalam hubungan iman percayanya kepada Allah adalah melakukan penguasaan diri untuk melakukan kebenaran Firman Allah. Penguasaan diri yang benar akan membawa pertumbuhan iman yang lebih baik, damai sejahtera, dan berkat-berkat Allah bagi diri sendiri, keluarga, kelompok dan masyarakat di mana kita tinggal dan hidup bersosialisasi dengan masyarakat.

Munculnya berbagai fenomena sosial yang begitu mengerikan disebabkan karena ketidakmampuan seseorang untuk mengendalikan dirinya. Beberapa contoh perilaku akibat kegagalan penguasaan diri yang mulai marak akhir-akhir ini antara lain: tawuran anak sekolah, begal, pencurian dan perampokan, penggunaan obat-obat terlarang, seks bebas, korupsi, pembunuhan dan pemerkosaan, perjudian dan penipuan, serta berbagai modus kejahatan lainnya.

Penguasaan diri merupakan salah satu aspek psikologis yang menjadi ciri atau tanda bagi setiap orang yang memiliki kematangan jiwa untuk berperilaku sesuai dengan norma, etika dan hukum yang berlaku di masyarakat. Kematangan jiwa seharusnya berbanding lurus dengan bertambahnya usia dan pengalaman hidup, namun sering dijumpai justru hal yang sebaliknya. Oleh sebab itu, penguasaan diri adalah salah satu hal yang penting untuk dilatih, dikembangkan dan dilaksanakan dalam praktek kehidupan sehari-hari sebagai orang yang percaya kepada Allah.

Sebagai orang yang percaya kepada Allah, Alkitab mengajarkan kita untuk belajar hidup dalam penguasaan diri di tengah carut-marutnya keadaan di sekitar kita agar dapat berdoa dan berharap sungguh hanya kepada Allah. Ini tertulis dalam Surat Rasul Petrus kepada jemaat yang ada di Asia Kecil yang hidup dalam berbagai tekanan.

Penguasaan diri juga harus menjadi cerminan diri untuk selalu waspada dan melangkah dengan sangat hati-hati serta selalu bersabar dalam segala aspek kehidupan kita termasuk ketika kita mengalami penderitaan hidup. Penguasaan diri menuntut kita untuk tetap menjadi saksi dan pelayan dalam pekerjaan Tuhan dan dalam tugas pelayanan kita sehari-hari. Hal ini diungkapkan oleh Rasul Paulus kepada anak didiknya Timotius untuk memberikan semangat dalam pelayanannya sebagai hamba Tuhan.

2 Timotius 4:5: “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!“

Sebagai orang percaya kepada Allah, beberapa perinsip atau nilai yang dapat dikembangkan dalam penguasaan diri, yaitu antara lain:

  1. Prinsip kebenaran Firman Allah
    Dalam melakukan sesuatu hal terhadap berbagai stimulus yang kita hadapi, maka sebelum melakukan atau tidak melakukan sesuatu berpikirlah apakah tindakan yang kita ambil tersebut sesuai dengan terang Firman Allah atau tidak, sehingga tidak menimbulkan kesalahan atas Firman Allah tersebut.
  2. Prinsip Nilai Moralitas
    Sebelum melakukan sesuatu hal, maka pikirkanlah bahwa tindakan yang kita akan lakukan tidak bertentangan dengan norma-norma moral yang berlaku dalam masyarakat, sehingga tidak menimbulkan riak-riak dalam hubungan sosial dengan masyarakat di mana kita berada.
  3. Prinsip Nilai Hukum
    Sebelum kita mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal berpikirlah dengan lebih matang. Apakah tindakan yang akan kita buat tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku? Adakah berimplikasi hukum bagi kita yang bukan saja dapat merugikan diri sendiri, tetapi termasuk keluarga dan jemaat Tuhan yang ada?

Kiranya Tuhan menolong kita agar dapat menjadi manusia yang mampu menguasai diri. (BTS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *