Bacaan:
Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka. — Amsal 22:3
Tanggal: 27 Oktober
Orang muda di usia remaja dan pemuda lebih sulit dinasihati daripada anak-anak. Anak-anak kecil mudah menuruti perintah orangtuanya, sedangkan anak remaja dan pemuda agak sulit menuruti perintah orangtuanya. Hal ini karena remaja dan pemuda merasa sudah besar dan cenderung mengikuti keinginannya sendiri atau teman-teman sebayanya.
Karena itulah, usia remaja dan pemuda adalah usia yang dapat dibilang rentan terpengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika orangtua tidak fokus memberi perhatian kepada mereka, maka mereka cenderung mudah terbawa arus.
Biasanya kita sepakat bahwa orang yang sudah dewasa dan tua dianggap sudah banyak makan asam dan garam. Artinya bahwa mereka sudah banyak mengalami pergumulan dan perjuangan dalam hidupnya. Pengalaman mereka tersebut mengasah dirinya menjadi lebih bijak. Karena itu, orang dewasa dan sudah tua rata-rata lebih bijak daripada orang muda.
Penulis Amsal dalam renungan kita hari ini menasihatkan kita akan hal ini. Kalau orang bijak (rata-rata orang yang sudah dewasa dan tua) melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman (orang muda) berjalan terus, lalu kena celaka.
Nasihat ini sebenarnya lebih dialamatkan kepada orang muda. Untuk menjadi bijak, orang muda tidak perlu menunggu sampai usianya dewasa dan tua. Ada “jalan pintas” untuk mempercepat orang muda menjadi orang bijak, yaitu: ia dapat belajar dari pengalaman orang yang lebih tua dari usianya.
Orang muda dapat belajar dari pengalaman orang yang sudah tua dengan cara bertanya dan meminta nasihat mereka. Orang muda juga perlu mendengarkan cerita-cerita pengalaman orang tua karena sarat dengan kebijaksanaan yang terkandung dalam cerita pengalaman tersebut.
Karena itu, tidaklah mengherankan bahwa keluarga-keluarga Yahudi sampai sekarang tetap mentransformasikan hikmat dari Tuhan dan kebijaksanaan dari orang tua-tua kepada generasi muda. Bukti nyata tersebut terdokumentasi dengan baik dalam Kitab Suci (Taurat) mereka.
Kita sebagai umat Tuhan juga memperoleh warisan dari Kitab Suci tersebut (Kitab Perjanjian Lama) dari tua-tua bangsa Israel dan bonusnya dari Kristus Yesus, para rasul, dan orang-orang percaya dalam Kristus (Kitab Perjanjian Baru).
Hai orang muda, kejarlah hikmat dan kebijaksaan tersebut yang terpendam dalam Alkitab (penyatuan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) supaya engkau tidak kena celaka. (BTS)
Leave a Reply