Bacaan:
Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. Dan kalau dia sudah merugikan engkau, tanggungkanlah semua itu kepadaku. – Filemon 1:16-17
Tanggal: 13 November
Kisah tentang Onesimus tak banyak tertulis di Alkitab, hanya terdapat pada Kol. 4:9 dan Fil. 1:10-19. Ayat yang menjadi bacaan hari ini adalah bagian dari isi surat Paulus kepada Filemon.
Ketika itu Paulus mendekam di penjara oleh karena Kristus Yesus. Di penjara Paulus bertemu dengan Onesimus, yang kemudian Paulus menganggapnya sebagai anaknya.
Dalam surat tersebut Paulus meminta kepada Filemon agar menerima Onesimus untuk selama-lamanya, tetapi bukan lagi sebagai hamba melainkan sebagai saudara yang kekasih. Alkitab tidak menjelaskan dengan detail apa yang telah dilakukan oleh Onesimus, sehingga ia masuk penjara. Namun kemungkinan besar ia adalah hamba dari Filemon.
Pertemuan Onesimus dengan Paulus di penjara membawa perubahan bagi Onesimus. Paulus bahkan menyebut Onesimus sebagai anaknya, buah hatinya. Paulus mengatakan kepada Filemon bahwa Onesimus yang tadinya tidak berguna bagi Filemon, sudah menjadi sangat berguna bagi Filemon dan Paulus.
Bahkan, Paulus bersedia menanggung semua kerugian yang diderita oleh Filemon karena Onesimus atau hutang Onesimus kepada Filemon. Apa yang dilakukan Paulus terhadap Onesimus membuat Onesimus menjadi orang yang merdeka.
Ia tidak lagi menjadi hamba Filemon, tetapi menjadi rekan sepalayanan Paulus dan teman-teman. Perubahan besar yang terjadi dalam hidup Onesimus adalah buah dari pelayanan Paulus kepadanya. Dari surat Paulus kepada Filemon yang tertulis dalam Fil. 1:8-22 tampak jelas bahwa Paulus melayani dan mengasihi Onesimus dengan sungguh-sungguh. Paulus bahkan rela berkoban untuk Onesimus. Paulus adalah pahlawan bagi Onesimus.
Sikap kepahlawanan Paulus patut untuk kita teladani. Sesungguhnya, di sekeliling kita sangat banyak “Onesimus” yang perlu dibela, dilindungi dan ditolong. Jika kita mau menjadi rekan sekerja TUHAN dan mau dipakai oleh-Nya, maka mari belajar dari Paulus! Miliki hati yang penuh kasih tanpa penghakiman kepada sesama dan miliki sikap rela berkorban!
Siapa tahu TUHAN berkenan memakai kita untuk menolong mereka sebagaimana TUHAN memakai Paulus untuk menolong Onesimus. Siapa tahu, kelak si “Onesimus” yang kita tolong itu bisa menjadi rekan sepelayanan kita dalam melakukan hal-hal yang baik bagi orang lain. Dengan demikian, hidup kita berguna bagi sesama dan memuliakan nama-Nya. (SRP)
Leave a Reply