Habel, Pahlawan Iman yang Memberi Persembahan yang Benar kepada TUHAN

Bacaan:
Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. — Ibrani 11:4

Tanggal: 15 November

Habel adalah anak kedua dari Adam dan Hawa. Anak pertama mereka bernama Kain. Kain adalah seorang petani dan Habel seorang yang berternak kambing domba.

Suatu ketika mereka berdua hendak memberikan persembahan mereka kepada Allah.

Habel mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu (Kej. 4:4).

Sementara itu, Kain juga memberikan persembahan kepada Allah dari hasil bumi tanamannya. Akan tetapi ia mempersembahkan tanaman yang buruk dan bukan yang terbaik, sehingga Tuhan tidak mengindahkan persembahannya.

Melihat Allah menerima persembahan Habel, maka panaslah hati Kain kepada adiknya. Karena iri hati, Kain membunuh adiknya sendiri.

Saudara, dari kisah Kain dan Habel ini kita belajar sesuatu hal tentang iman. Habel memiliki iman yang taat kepada Allah dan ia menunjukkan ketaatannya itu dengan mempersembahkan yang terbaik apa yang sudah ia terima dari Allah.

Habel menyadari bahwa kambing doma yang ia ternak dapat berkembang dan bertambah banyak karena pemeliharaan Allah. Dari hasil pemeliharaan Allah tersebut, ia mempersembahkan yang terbaik. Anak sulung kambing domba dengan lemak-lemaknya menjadi persembahan yang harum bagi Allah, sehingga Allah berkenan atas persembahan Habel.

Bagaimana dengan Kain? Kain sebaliknya tidak mempersembahkan yang terbaik dari tanaman-tanaman yang ia kelola. Ia mempersembahkan tanaman yang buruk, sudah layu, dan tidak segar lagi. Apa yang Kain lakukan tidak berkenan kepada Allah.

Saudara, iman itu harus kita tunjukkan juga melalui perbuatan kita. Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak. 2:26). Perbuatan yang kita tunjukkan juga adalah perbuatan yang berkenan kepada Allah bukan perbuatan menurut keinginan kita.

Jadi pantaslah jika Habel kita sebut sebagai pahlawan iman karena ia mempersembahkan yang benar kepada Allah, sehingga Allah berkenan kepadanya.

Sudahkah yang terbaik kita berikan kepada Tuhan? Kiranya Saudara bisa menjadi seperti Habel. (BTS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?