Belajar dari Kepahlawanan Seorang Perempuan

Bacaan:
Tetapi Yael, istri Heber, mengambil patok kemah, diambilnya pula palu, mendekatinya diam-diam, lalu diletakkannyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah – sebab ia telah tidur nyenyak karena lelahnya – maka matilah orang itu. – Hakim-hakim 4:21

Tanggal: 17 November

Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Oleh karena itu, TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan. Ia mempunyai panglima tentara yang bernama Sisera. Dengan keras Sisera menindas orang Israel selama dua puluh tahun. Akibat penindasan tersebut orang Israel berseru kepada TUHAN.

Pada waktu itu, Deborah, seorang nabiah memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Deborah memerintahkan Barak untuk maju menghadapi Sisera karena TUHAN sudah berjanji akan menyerahkan Sisera ke dalam tangannya.

Barak tidak mau maju sendiri. Ia mau Deborah turut maju. Deborah bersedia turut maju, tetapi ia mengatakan bahwa Barak tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan tersebut sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.

Singkat cerita, dalam pertempuran tersebut Sisera terdesak dan melarikan diri ke kemah Yael, istri Heber karena ada hubungan baik antara Yabin, raja Hazor dengan keluarga Heber. Yael keluar dari kemah mendapatkan Sisera. Sisera masuk ke dalam kemah tersebut dan perempuan itu menutupinya dengan selimut.

Sisera meminta kepada Yael agar berdiri di depan pintu kemah dan juga menyuruh Yael berbohong jika ada orang yang datang dan menanyakan keberadaannya. Akan tetapi, Yael mengambil patok kemah dan melantakkannya masuk ke dalam pelipis Sisera sampai tembus ke tanah. Matilah Sisera.

Tak banyak ayat di Alkitab yang bercerita tentang Yael. Yang pasti, Deborah sang nabiah mengatakan bahwa Yael adalah perempuan yang diberkati melebihi perempuan-perempuan lain (Hak. 5:24-27).

Yael adalah perempuan yang bijak, berani dan takut akan TUHAN. Ia tahu apa yang dikehendaki oleh TUHAN saat itu, yakni membinasakan Sisera karena sudah menindas orang Israel dengan keras. Walaupun ia seorang perempuan biasa (bukan nabiah seperti Deborah), ia berani melakukan kehendak TUHAN. Akibatnya, orang Israel terbebas dari musuh dan amanlah negeri mereka.

Karakter inilah yang dapat kita teladani dari Yael. Jangan pernah memandang diri kecil, bukan siapa-siapa, sehingga tak berani melangkah! Jangan biarkan diri dikuasai oleh ketakutan terhadap apapun atau siapapun!

Seperti Yael, mari memahami apa yang menjadi kehendak TUHAN dalam hidup kita! Jangan ratapi keterbatasan diri, tetapi andalkan TUHAN yang Mahakuat dan melangkahlah! Ia akan memberikan kemenangan kepada kita. Bahkan tak mustahil, Ia juga berkenan memakai kita untuk menolong, menyelamatkan dan menjadi berkat bagi orang lain. Terpujilah nama-Nya.(SRP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?