Bacaan:
…. hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. — Matius 25:1
Tanggal: 20 November
Ini sebuah perumpamaan yang Tuhan Yesus ceritakan kepada orang-orang. Kisahnya tentang 5 gadis bodoh dan 5 gadis bijaksana. Secara singkat, kesepuluh gadis tersebut menyambut mempelai laki-laki, tetapi kapan mempelai itu datang belum diketahui. Mereka menunggu cukup lama, sehingga pelita gadis bodoh tersebut hampir habis minyaknya. Ketika mempelai laki-laki datang, paniklah kelima gadis bodoh ini, tetapi kelima gadis bijaksana santai saja.
Kelima gadis bodoh ini meminta sedikit minyak yang dibawa para gadis bijaksana tersebut. Kelima gadis bijaksana ini memang sudah memperhitungkan secara matang dengan berjaga-jaga membawa minyak cadangan. Tentu saja kelima gadis bijaksana ini tidak akan memberikan minyaknya kepada kelima gadis bodoh tersebut karena untuk pelita mereka semuanya tidak akan cukup. Karena itu, gadis bijaksana ini menyuruh agar kelima gadis bodoh itu membeli minyak di warung.
Saat mempelai laki-laki sudah masuk ke dalam ruangan bersama kelima gadis bijaksana ini, naas bagi kelima gadis bodoh tersebut karena pintu sudah ditutup. Penjaga pintu menjawab: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.” (Mat. 25:12-13)
Saudara, kita dapat menggambarkan bahwa seorang pahlawan iman itu harus memiliki persiapan yang matang dalam menyambut mempelai laki-laki (baca: menyambut kedatangan Kristus). Ia harus siap dalam situasi apapun agar api pada pelita yang menyala itu jangan sampai padam sebelum mempelai laki-laki itu datang. Ketika mempelai laki-laki itu datang, sang mempelai akan mempersilakannya masuk ke dalam perjamuan perkawainan Anak Domba Allah karena ia setia sampai akhir.
Perumpamaan Tuhan Yesus ini memang sederhana dan mudah kita cerna. Namun demikian, kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah saya berada di posisi 5 gadis yang bodoh atau 5 gadis yang bijaksana. Hanya Saudara yang harus menjawabnya sendiri. Kiranya para pembaca renungan ini adalah para gadis yang bijaksana tersebut. (BTS)