Rasul Yohanes, Pahlawan Iman yang Belajar Rendah Hati dari Yesus Kristus

Bacaan:
Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati. — Mazmur 25:9

Tanggal: 21 November

Setiap orang Kristen setidaknya mengenal siapa itu Rasul Yohanes?Rasul Yohanes adalah penulis lima kitab dalam Perjanjian Baru: Injil Yohanes, ketiga kitab surat (1, 2, dan 3 Yohanes), Wahyu.

Yohanes adalah salah satu dari 12 murid yang dipilih Yesus. Dia mendapat kesempatan menyaksikan perbincangan Yesus dengan Musa dan Elia pada peristiwa transfigurasi (Mat. 17:1-9). Perannya di antara kedua-belas rasul bertumbuh, dan setelah peristiwa penyaliban, ia menjadi salah satu “sokoguru” di gereja Yerusalem (Gal. 2:9). Di akhir-akhir pelayanannya dia diasingkan ke pulau Patmos. Di situlah Yohanes menerima penglihatan ajaib dari Allah yang ia tulis dalam Kitab Wahyu.

Di Perjanjian Baru, Yohanes disebut sebagai murid yang dikasihi. Meskipun demikian saatmasa awal bersama Yesus, Yohanes sering bertindak secara gegabah, tanpa berpikir panjang, terburu nafsu, dan agresif. Sebagai contoh, Yohanes melarang seseorang mengusir roh jahat dalam nama Yesus, karena orang itu bukan bagian dari kedua-belas rasul (Mrk. 9:38-41).

Demikian pula halnya dalam Luk. 9:51-55, kita membaca bagaimana para saudara itu hendak menurunkan api dari langit untuk menghancurkan orang Samaria yang menolak menyambut kedatangan Yesus. Dari kedua contoh tersebut, ada nafsu ambisi pribadi Yohanes. Hal ini terlihat dari permintaannya kepada Yesus agar dia dan Yakobus, saudaranya, diberi tempat duduk di samping kanan dan kiri Yesus dalam kerajaan-Nya kelak. Peristiwa itu menyebabkan hubungan mereka dengan para rasul yang lain meregang untuk beberapa waktu (Mat. 20:20-24; Mrk. 10:35-41).

Dari peristiwa tersebut Yesus menegurnya. Yohanes mulai memahami bahwa orang yang hendak menjadi besar haruslah rendah hati. Karena itu Injil Yohanes adalah satu-satunya yang merekam aksi Yesus membasuh kaki para murid-Nya (Yoh. 13:1-16). Pelayanan sederhana Yesus rupanya begitu menyentuh hati Yohanes.

Permintaan awalnya supaya diberi kehormatan khusus dalam Kerajaan Allah telah digantikan dengan sikap yang rendah-hati dan berbelas kasih, sebuah citra Yohanes yang menandai pelayanannya di kemudian hari. Meskipun ia tidak kehilangan keberaniannya, ambisinya telah diseimbangkan oleh kerendahan hati yang ia peroleh dari teladan Yesus.

Kesiapan Yohanes untuk melayani dan menderita bagi injil Kristus kiranya menguatkan dirinya untuk bertahan ketika menderita dalam penjara di Patmos. Ia belajar mengabaikan penderitaan jasmaninya dan menantikan kemuliaan surgawi yang akan diberikan bagi semua orang yang bertahan dengan sabar.

Sama seperti Rasul Petrus, Yohanes juga memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Percaya diri adalah hal yang baik, tetapi jika tidak disertai kerendahan hati, ia dapat berubah menjadi sikap merasa serba bisa/tahu, yang menghasilkan penyombongan diri dan sikap eksklusif.

Jika kita hendak menjadi saksi yang efektif bagi Kristus, sikap kita harus mencerminkan semangat bagi kebenaran, berbelas kasih kepada sesama, dan gairah untuk melayani dan mewakili Tuhan kita dengan mencerminkan kerendahan-hati dan rakhmat-Nya.

Sama seperti Rasul Yohanes, mari kita belajar rendah hati dari teladan Kristus agar menjadi pahlawan iman bagi sesama. Kiranya Tuhan Yesus memberkati Saudara. (BTS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?