Bacaan:
Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: ”Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. — Matius 26:75
Tanggal: 22 November
Bagi kita yang akrab membaca Alkitab pasti tahu cerita Rasul Petrus yang menyangkal Yesus sampai 3 kali. Petrus sadar akan perkataan Yesus bahwa sebelum ayam berkokok, ia telah menyangkal-Nya 3 kali. Petrus menangis karena ia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa ketika Yesus ditangkap dan dianiaya. Petrus, sang pembela Yesus, tidak ada nyalinya.
Kita mengetahui bahwa dari Yesus, Simon mendapat nama baru Simon “Kefas” (bahasa Aram) untuk ‘batu’, atau bahasa Yunani maskulin: “Petros”, feminim: “Petra”, artinya ‘batu karang’. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).” (Yoh. 1:42).
Sejak mengikut Yesus bersama para murid-Nya yang lain, Petrus tampaknya tidak seperti batu karang sebagaimana Yesus tambahkan pada namanya. Ketika ia ingin berjalan di atas air seperti Yesus, keinginannya tidak seteguh batu karang. Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia akan diserahkan, Petrus langsung berkomentar sekali-kali itu tidak akan terjadi kepada Yesus karena ia siap di garda terdepan, ternyata ia menyangkal Yesus.
Petrus mengakui bahwa ternyata dia masih perlu banyak belajar mengasihi Kristus. Hal ini dapat kita lihat pada Yoh. 21:15-17. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: ”Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: ”Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: ”Gembalakanlah domba-domba-Ku.” (Yoh. 15:17)
Setelah Hari Pentakosta, ‘batu karang’ di dalam diri Petrus makin terlihat. Petrus menjadi sosok yang memiliki keteguhan iman sekokoh batu karang. Meskipun batu karang itu diterpa dan diterjang ombak yang besar, ia tetap tegak menghadapinya. Demikian pula dengan Petrus, ia tetap tegak berdiri di depan memimpin para rasul dan pengikut Kristus menghadapi segala penganiayaan, penindasan, dan sebagainya.
Jadi itulah sikap menyangkal diri Petrus. Dulunya ia menyangkal Yesus. Karena salib Kristus, ia kemudian menyangkal dirinya. Menyangkap diri artinya dia bukan siapa-siapa, tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan apapun pada dirinya. Semuanya itu hanya Kristus yang memberikannya. Tidak layak kalau kita mencuri kemuliaan Tuhan (meminjam bahasa orang Kristen masa kini).
Bahkan konon menurut cerita, Petrus dihukum mati di kayu salib dengan posisinya dibalik. Konon katanya bahwa Petrus tidak layak disalib seperti Kristus. Karena itu, ia minta agar salibnya dibalik dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas. (BTS)
Leave a Reply