Rasul Andreas, Pahlawan Iman yang Jeli Melihat Hal Kecil

Bagikan:

Loading

Bacaan:
Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: ”Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” — Yohanes 6:8

Tanggal: 23 November

Rasul Andreas adalah murid Yesus yang pertama bersama dengan Rasul Yohanes. Sebelumnya mereka berdua adalah murid dari Yohanes Pembaptis. Namun ketika Yohanes Pembaptis menunjuk Yesus kepada mereka, dia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” (Yoh. 1:36). Sejak saat itu kemudian mereka berdua mengikut Yesus.

Andreaslah yang memperkenalkan Yesus kepada Simon Petrus, saudaranya (Yoh. 1:35-40). Setelah peristiwa penangkapan ikan yang banyak, Petrus dan Andreas tidak lagi menjadi penjala ikan, tetapi penjala manusia (Luk. 5:11, Mrk. 1:17-18, Mat. 4:19-20).

Nama Andreas dari bahasa Yunani artinya lelaki/jantan. Meskipun Andreas seorang Yahudi, tetapi namanya berlabel Yunani, sama seperti Filipus. Ini artinya tempat mereka tinggal (Andreas, Petrus, dan Filipus) di Betsaida di sisi Galilea sudah terbuka pada budaya Yunani (Helenisme). Kemungkinan besar pula mereka cukup menguasai bahasa Yunani sebagai bahasa percakapan, lebih dari kebanyakan orang Yahudi lainnya. Karena itu, tidak mengherankan bahwa Rasul Andreas memiliki keterkaitan tersendiri dengan penginjilan bagi dunia Helenis Yunani.

Pada kisah Yesus memberi makan 5.000 orang, Andreaslah murid yang jeli melihat hal kecil yang tidak dilihat para murid Yesus lainnya. Dia menemukan anak kecil yang membawa 5 jelai roti dan 2 ikan serta membawanya kepada Yesus. Siapa yang menyangka kalau 5 jelai roti dan 2 ikan mampu memberi 5.000 orang makan (tidak termasuk perempuan dan anak-anak) dan bahkan sisa 12 bakul.

Andreas memang adalah pahlawan iman. Dia percaya kalau Yesus mampu melakukan mujizat dengan 5 jelai roti dan 2 ikan tersebut, sehingga dia bertanya kepada Yesus: tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”

Pertanyaan tersebut kepada Yesus bukan memperlihatkan keraguan Andreas. Dia seakan-akan mau mengatakan Tuhan, saya sudah melakukan sesuatu apa yang bisa saya lakukan. Sekarang bagaimana selanjutnya Tuhan?

Di akhir hidupnya di dunia, Rasul Andreas mati martir di atas kayu salib berbentuk huruf X di Patra, Yunani. Relikuinya dipindahkan ke Konstaninopel atas perintah Kaisar Konstantinus Agung. Di sini Gereja Ortodoks Timur menyimpan relikui Rasul Andreas, sedangkan Gereja Katolik Roma menyimpan relikui Rasul Petrus. Relikui adalah jasad/bagian tubuh atau benda-benda pribadi dari seseorang yang dianggap suci atau dihormati yang diawetkan atau disimpan sebagai wujud memorial dengan tujuan penghormatan.

Saudara, kita memang perlu memliki iman atas pelayanan yang kita kerjakan bagi Tuhan dan sesama. Namun terkadang kita mentok (tidak tahu harus berbuat apa lagi?). Seperti Andreas, di situlah kita menyerahkannya kepada Tuhan, niscaya mujizat Tuhan terjadi. Saudara percaya hal tersebut. Buktikanlah sendiri bersama Tuhan. (BTS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *