Bacaan:
Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. — Lukas 5:11
Tanggal: 25 November
Di dalam Kitab Perjanjian Baru (PB), ada setidaknya ada 3 nama Yakobus yang tercatat sebagai pengikut atau murid Yesus. Mereka adalah Yakobus (saudara kandung Rasul Yohanes) anak Zebedeus, Yakobus anak Alfeus. dan Yakobus saudara Yesus. Kedua orang dari yang pertama adalah Rasul dan orang terakhir, Yakobus saudara Yesus adalah Pemimpin Gereja di Yerusalem (Kis. 15:19-23) dan penulis Surat Yakobus.
Di sini kita melihat kepahlawanan iman Rasul Yakobus anak Zebedeus yang patut kita teladani. Yakobus dan Yohanes memang adalah anak dari Zebedeus. Besar kemungkinan Yakobus lebih tua daripada Yohanes karena di beberapa Kitab PB nama Yakobus lebih dulu ditulis sebelum Yohanes.
Menurut catatan tafsiran tertentu, Yakobus dan Yohanes adalah anak orang yang cukup berada (Mrk. 1:19-20). Ayah mereka memiliki usaha perahu penangkap ikan dengan sejumlah orang upahan. Mungkin ini berbeda dengan Petrus dan Andreas yang memang nelayan biasa, meskipun Yakobus dan Yohanes juga adalah nelayan.
Ketika Yesus menyuruh Petrus menebarkan jalanya, mujizat terjadi bahwa jalanya melimpah ikan padahal seharian mereka mencari ikan tidak dapat seekor ikan pun. Tentu Petrus dan Andreas terheran-heran. Demikian pula Yakobus dan Yohanes yang menyaksikan mujizat tersebut. Karena itulah, saat mereka sudah kembali ke darat, Yesus berkata kepada mereka: “Ikutlah Aku!” Lalu mereka meninggalkan semuanya dan mengikut Yesus.
Dari keempat orang tersebut (Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes), tentu kita berpikir Yakobus mengambil keputusan meninggalkan segala miliknya dan mengikut Yesus adalah keputusan yang berat baginya. Jika kita membandingkan Yakobus dengan Petrus dan Andreas, mereka berdua hanya nelayan biasa, sedangkan Yakobus, nelayan dan pewaris usaha milik ayahnya. Tentu lebih berat hatinya Yakobus harus melepaskan usaha yang bakal ia teruskan dari ayahnya ketimbang Petrus dan Andreas.
Ternyata, pikiran Yakobus tidak demikian. Yakobus rela meninggalkan segalanya itu karena dia melihat ada pengharapan ilahi dari sosok Yesus. Yakobus menyadari (demikian pula dengan Petrus, Andreas, dan Yohanes) bahwa Yesus adalah sosok yang membawa syalom (damai sejahtera). Syalom bagi sebagian besar orang Yahudi adalah sebuah pengharapan yang hanya bisa dihadirkan oleh Sang Mesias, seorang Utusan Tuhan yang sudah dinubuatkan.
Inilah yang Yakobus dan ketiga sahabatnya tersebut melhat nyata di depan mata hati mereka. Mata hati mereka melihat kemuliaan Tuhan yang sebelumnya tidak pernah mereka lihat dan rasakan.
Jadi Saudara, ketika kita mengambil keputusan mengikut Yesus, janganlah hatimu terpaut pada hal-hal tertentu. Lepaskanlah semuanya itu dan ikutlah Kristus! Mengikut Kristus membutuhkan keberanian iman yang senantiasa diuji sepanjang perjalanan kehidupan kita. (BTS)