Damai Sejahtera bagi Kamu

Damai Sejahtera bagi Kamu!
Bagikan:

Loading

Bacaan:
Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: ”Damai sejahtera bagi kamu!” — Lukas 24:36

Tanggal: 07 Desember

Kata “damai sejahtera” sebenarnya memiliki kekuatan yang luar biasa. Dalam bahasa aslinya, Ibrani, adalah syalom. Dalam bahasa Indonesia belum ada padanan kata yang tepat, tetapi mendekati makna aslinya, damai sejahtera. Mungkin kalau kita menyerap dari kata “Horas/Juahjuah/njuahjuah” bagi orang Batak jauh lebih cocok.

Kita dapat merujuk syalom atau damai sejahtera di sini pada kedamaian atau tidak adanya kekhawatiran dalam hidup. Kedamaian itu sudah Kristus hadirkan dan berikan kepada kita. Dengan adanya kedamaian dari Kristus, maka kita dapat merasakan kesejahteraan.

Karena itu, terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia untuk kata syalom ini adalah damai sejahtera. Kedua kata ini tidak boleh dipisahkan, damai dan sejahtera karena keduanya saling mengikat satu sama lain.

Selain itu, ada juga pendapat yang mengatakan syalom juga mengandung arti kesehatan, kemakmuran, kesuburan negeri, umur panjang, terhindari dari berbagai bahaya, berhasil di dalam upaya dan jerih payah, serta hidup rukun dengan orang lain.

Kita bisa sepakat dengan pendapat ini untuk menggambarkan kondisi syalom secara lahiriah. Kita dapat menyapa seseorang dengan mengatakan: “Syalom bagi kamu.” Artinya kita berharap dia dalam keadaan sehat, makmur, umur panjang, dan sebagainya.

Secara rohaniah, makna syalom mengacu pada hubungan perjanjian dengan Allah, sukacita, segala sesuatu yang berlangsung secara aman dan bahagia, bebas dari perselisihan atau ancaman musuh, dan keteguhan hati untuk percaya kepada Tuhan Yesus.

Pada masa Adam dan Hawa, kedua manusia pertama ini sungguh menikmati syalom. Namun sayang, karena keduanya jatuh dalam dosa, syalom itu hilang. Hubungan antara manusia dan Allah menjadi rusak karena dosa. Bahkan kerusakan itu merembet juga pada hubungan manusia dengan alam, manusia dengan sesama, hingga manusia dengan dirinya sendiri.

Siapa yang bisa memerbaiki hubungan yang rusak tersebut? Hanya satu, yaitu: Bapa mengutus Anak-Nya untuk memerbaikinya.

Karena itu, kita patut bersyukur jika Kristus masih menyapa kita: “Syalom bagi kamu!” Artinya kita terus-menerus diingatkan untuk tetap menjalin hubungan yang intim dengan Bapa agar senantiasa syalom-Nya terus mengalir dalam hidup kita, sehingga hubungan kita juga dengan alam, sesama, dan diri sendiri berjalan sesuai kebenaran-Nya dan keadilan-Nya. (BTS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *