Menjaga Lisan dan Perilaku Adalah Cara Memperoleh Damai Sejahtera

Bacaan:
Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya! — Mazmur 34:14-15

Tanggal: 17 Desember

Berbagai bentuk pertikaian sangat banyak terekspos saat ini, baik itu pertikaian dalam relasi pertemanan, hubungan bisnis, relasi suami istri atau bahkan antara orangtua dan anak. Semuanya sangat vulgar ditunjukkan dalam video yang beredar di  media sosial.

Dalam video-video tersebut terekam dua orang yang sedang berkelahi. Keduanya saling caci maki dengan menggunakan kata-kata yang kasar, mengancam, volume suara yang tinggi dan ekspresi wajah yang menunjukkan kemarahan dan kebencian, bahkan sampai adu fisik. Model perkelahian seperti ini adalah model usang yang sudah terjadi sejak zaman dulu.

Saat ini, selain perkelahian model demikian, ada perkelahian bentuk lain, yakni berupa saling sindir dan caci maki melalui status dan komentar yang ditulis di media sosial. Menurut kabar berita, beberapa artis ternama harus berhadapan dengan hukum karena kasus-kasus seperti ini. Bahkan ada yang sampai dipenjara.

Memang, ketika kita tidak mampu menjaga lidah kita dari segala bentuk kejahatan lidah, maka kita akan mengalami berbagai masalah serius dan kita tak mungkin merasakan damai sejahtera. Hati dan pikiran akan dipenuhi oleh berbagai emosi negatif. Oleh sebab itu, agar kita dapat merasakan damai sejahtera, maka kita harus menjaga lidah dari segala bentuk kejahatan.

Selain pertengkaran lidah, hal lain yang menjadi syarat agar kita dapat hidup dalam damai sejahtera adalah menjauhi segala bentuk kejahatan dan mencari perdamaian. Hidup berdamai dengan sesama menjadi salah satu barang yang mahal saat ini. Orang mudah tersulut emosi bahkan hanya karena hal-hal yang sebetulnya sepele. Menyakiti secara fisik dan psikis bahkan membunuh orang lain.

Hal ini terjadi dalam  semua bentuk relasi, baik itu relasi bisnis, perteman, hubungan suami istri. Padahal, ilmu kesehatan dan psikologi sudah menjelaskan dengan baik bahwa emosi negatif, seperti amarah, berdampak buruk pada kesehatan fisik dan kesehatan mental. Ada sangat banyak penyakit berkorelasi dengan kondisi emosional seseorang. Sebaliknya, hati dan pikiran yang penuh damai sejahtera dapat meningkatkan status kesehatan kita.

Dalam ayat yang tertulis pada Mazmur 34:14-15, kita diperintahkan untuk menjaga lidah, menjauhi yang jahat, melakukan yang baik dan mencari perdamaian. Dalam Roma 12:18 tertulis:“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”

Tidak mudah memang, tetapi dengan pertolongan Roh Kudus setiap kita pasti mampu. Mari berjuang mengendalikan lidah, menjauhi kejahatan, melakukan yang baik dan mencari perdamaian! Dengan demikian, kita akan memperoleh damai sejahtera, hati dan pikiran kita akan tenang, sehingga kita dapat bekerja dan berkarya dengan baik. Dengan demikian, hidup kita akan berguna bagi sesama dan nama Tuhan dipermuliakan Tuhan.(SRP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?