Jangan Salah Memahami Damai Sejahtera

Bagikan:

Bacaan:
Itulah firman yang Ia sampaikan kepada orang-orang Israel ketika Ia memberitakan damai sejahtera melalui Yesus Kristus yang adalah Tuhan dari semua orang. — Kisah 10:36

Tanggal: 29 Desember

Terkadang ada kesalahan fatal ketika seseorang memahami damai sejahtera yang tidak berdasarkan kebenaran firman Tuhan.

Banyak orang menganggap bahwa damai sejahtera itu situasi di mana tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, rukun dan tidak bermusuhan. Pengertian ini juga yang menjadi definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk menjelaskan tentang damai sejahtera.

Definisi di atas membuat banyak orang berasumsi damai sejahtera adalah kondisi yang tenang, rukun tanpa ada konflik. Bahkan ada tambahan lagi pepatah yang mengatakan “diam itu emas”.

Akibatnya yang terjadi adalah bahwa tidak semua orang berani mengingatkan seseorang yang kedapatan melakukan kesalahan. Alih-alih (boro-boro dalam Bahasa Jawa) ia mengingatkan agar bertobat, justru kondisi semacam ini ia manfaatkan untuk bekerja sama: saling menjaga rahasia keberdosaan. “Aku tutupi salahmu, kamu tutupi salahku.”

Ada anggapan saling diam dan bekerja sama dalam menutupi dosa semacam ini untuk menjaga “damai sejahtera”. Jelas pemahaman ini sudah sesat.

Dalam kehidupan kita di negara ini, kita melihat para pejabat dari tingkat tertinggi sampai terendah saling menutupi keberdosaan masing-masing, seperti korupsi, suap, manipulasi pajak, dan sebagainya. Mereka saling menjaga satu sama lain. Hal ini mereka anggap menjaga “damai sejahtera” menurut pemahaman mereka yang sesat.

Inilah Damai Sejahtera Sesungguhnya

Kehadiran Yesus Kristus di dunia ini untuk menegakkan keadilan dan kebenaran melalui damai sejahtera-Nya. Damai sejahtera Allah adalah kondisi di mana manusia berdamai dengan Allah melalui Yesus Kristus.

Tanda bahwa manusia berdamai dengan Allah adalah manusia menaruh hormat kepada Allah. Rasa hormat kepada Allah tidak hanya berbentuk ritual ibadah di gedung gereja, berpelayanan, bertekun dalam doa, dan gemar melantunkan pujian.

Lebih daripada itu, rasa hormat kepada Allah harus memberlakukan keadilan dan kebenaran Allah di segala aspek kehidupan kita. Untuk itu kita harus mengawalinya dengan kekudusan dalam hati dan motivasi yang murni.

Janganlah kita terjebak pada situasi yang tampak aman karena itu bukan tanda damai sejahtera jika di belakangnya tersembunyi pelanggaran dan dosa.

Damai sejahtera sesungguhnya adalah berani menegakkan keadilan dan menyatakan kebenaran Kristus yang menyelamatkan kita. Tuhan Yesus memberkati kita. (BTS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *