Masa Lalu Biarlah Berlalu

Bagikan:

Bacaan:
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. — Filipi 3:13-14

Tanggal: 02 Januari

Sebelum bertobat, Paulus bernama Saulus. Ia sangat tidak menyukai Yesus dan murid-murid-Nya. Hatinya berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Yesus. Bahkan, Saulus menghadap Imam Besar dan meminta surat kuasa. Ia akan menunjukkan surat kuasa tersebut kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik. Tujuannya untuk menangkap orang-orang yang mengikuti Jalan Tuhan dan membawanya ke Yerusalem.

Akan tetapi, dalam perjalanan ke Damsyik, tiba-tiba cahaya memancar dari langit dan mengelilingi dia. Saulus rebah ke tanah dan buta selama tiga hari. Singkat cerita, Saulus bertobat (Kis. 9:1-19a).

Buah-buah pertobatan Saulus sangat nyata. Ia menjadi hamba Tuhan, melayani dengan luar biasa dan berganti nama menjadi Paulus. Ia menjadi salah satu rasul Tuhan yang luar biasa.

Sepanjang masa, di seluruh belahan bumi, banyak orang menikmati buah pertobatan dan pelayanan Paulus. Masa lalu Paulus memang sangat buruk, tetapi perjumpaannya dengan Tuhan Yesus membawanya kepada hidup baru yang indah, berguna bagi sesama dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.

Sama halnya dengan Paulus, setiap orang pasti memiliki masa lalu. Sepahit dan seburuk apapun, masa lalu tidak bisa dikoreksi dan percuma disesali.

Sebaliknya, seindah apapun masa lalu, siapapun tidak akan dapat kembali ke masa lalu. Itulah sebabnya, suatu masa/kesempatan harus diisi dengan sebaik-baiknya agar kelak kita tidak menyesal.

Walaupun demikian, kita dapat belajar dari masa lalu. Jika masa lalu dan perilaku kita buruk, bahkan lebih buruk dari perilaku dan masa lalu Paulus, kita tidak perlu berkecil hati.

Mari datang kepada Tuhan Yesus Kristus! Mohon anugerah dan belas kasihan dari-Nya! Dalam 1 Yoh. 1:9 tertulis: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”  Sama hanya dengan Paulus, pertobatan akan menjadikan hidup kita lebih berarti, baik bagi diri sendiri dan orang lain.

Jadi, tidak perlu terlalu melihat ke belakang. Terlalu melihat ke belakang dapat melemahkan iman dan menjatuhkan kita. Sama seperti Paulus, mari berkata: “……. aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Flp. 3:13-14).

Masa lalu biarlah berlalu. Hiduplah saat ini dan saat yang akan datang dengan hidup baru di dalam Kristus! (SRP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *