Bacaan:
Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. — 1 Yohanes 5:14
Tanggal: 04 Januari
Ketika seseorang berani meminta sesuatu kepada orang lain, tentulah ia sudah mengenal orang yang dimintainya itu dan juga memiliki relasi yang baik dengannya. Bisa jadi orang itu adalah orangtuanya, saudara kandungnya atau sahabatnya.
Pada umumnya, ketika kita menginginkan sesuatu, kita berani meminta kepada orangtua kita, terlebih pada waktu kita masih kecil. Kita percaya bahkan mempercayakan kepada orangtua kita bahwa mereka sanggup memberinya.
Seiring dengan kemajuan zaman dan juga perkembangan peradaban manusia kebutuhan hidup manusia itu semakin banyak, beragam dan kompleks. Kebutuhan tiap-tiap orang pun berbeda-beda dan tidak terbatas. Tidak lagi bisa dipukul rata seperti zaman dahulu, hanya kebutuhan
sandang, pangan dan papan.
Pada dasarnya kebutuhan manusia itu ada batasnya, keinginanlah yang akan selalu muncul dalam diri masing-masing orang. Kebutuhan manusia dikatakan jadi tidak terbatas karena bisa dipahami bahwa setiap hari, minggu, bulan, dan tahun, akan selalu muncul berbagai kebutuhan baru lainnya.
Saat ini, kebutuhan manusia semakin sulit untuk dipenuhi. Banyak permasalahan yang terjadi, sehingga kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi dengan baik.
Timbul permasalahan adalah sangat mungkin terjadi. Masalah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, ia bisa datang kapan saja. Kita harus siap untuk menghadapi segala masalah, bukan malah menghindarinya.
Dalam menghadapi masalah, kuncinya adalah bagaimana reaksi kita ketika dihadapkan dengan suatu masalah.
Dalam menjalani hidup, kita memerlukan kekuatan. Kekuatan adalah faktor internal yang menggambarkan keunggulan dalam diri kita, apa yang membedakan kita dari orang lain dan berharga, sehingga kita akan mengetahui apa yang akan kita lakukan itu baik dan tepat,
memungkinkan kita memanfaatkannya sebaik mungkin dalam mencapai tujuan kita dan akibatnya kita menerima hasil maksimal.
Sebagai orang Kristen, kita adalah orang yang memiliki iman kepada Yesus Kristus. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibr. 11:1)
Imanlah yang menjadi kekuatan dalam diri kita (baca: Rm. 8:31-39). Dengan keyakinan iman kita memiliki keberanian percaya bahwa Allah mengabulkan doa kita. Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu
kepada-Nya menurut kehendak-Nya. (1 Yoh. 5:14).
Doa yang bagaimana? Doa di mana kita meminta sesuatu menurut kehendak-Nya. Menurut kehendak-Nya, artinya dalam hubungan kita dengan Allah, kita memperlakukan Allah secara spesial, dan kita sepakat melakukan segalanya sesuai aturan Allah.
Inilah bukti kita mengasihi Allah dan Dia memperhitungkan kasih yang kita tunjukkan kepada-Nya. “…Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.” (Rm. 8:28)
Kita sudah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat secara pribadi, berarti kini kita ada dalam hidup baru. Kita menempatkan iman dan kepercayaan kita secara penuh kepada-Nya.
Meskipun kita sudah menerima Yesus, bukan berarti dalam menjalani kehidupan di dunia, kita bebas dari namanya tantangan. Tetap ada banyak tantangan, sesuatu yang sulit kita hadapi atau capai, yang menguji kemampuan dan keterampilan kita. Namun bedanya, kini dalam menjalani kehidupan kita tidak lagi kuatir yang berlebih-lebihan.
Iman kepada Yesus akan memampukan kita untuk melakukan segala sesuatu, di mana kita selalu melibatkan Allah dalam setiap rencana atau tindakan kita. Dengan demikian, kita akan memiliki keberanian percaya
kepada-Nya, bahwa Ia mengabulkan doa kita. Pertanyaan tantangan untuk kita adalah: Beranikah kita percaya kepada Allah? (TRP)
Leave a Reply