Bacaan:
Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu: mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi yang mencaci kamu. — Lukas 6:27-28
Tanggal: 10 September
“…….Dia sudah sangat jahat kepada saya dan keluarga saya. Saya benci dan marah sama dia. Saya akan membalas semua perbuatannya. Ia harus membayar mahal untuk semua perbuatannya itu. Saya pastikan ia akan menyesali semua perbuatannya kepada kami.”
Demikian penggalan dialog dalam suatu sinetron yang pernah saya tonton. Ekspresi wajah dan nada bicara sang tokoh sinetron ketika mengucapkan kalimat-kalimat tersebut menunjukkan rasa marah yang amat sangat.
Saya tahu itu hanya sebuah dialog yang disusun dalam naskah sebuah sinetron. Saya tahu bahwa yang mengucapkan kalimat-kalimat tersebuh adalah pemain seni peran yang sangat berbakat, sehingga ia mampu memainkan perannya dengan sangat baik.
Akan tetapi, dialog itu membuat saya bergidik karena merasa ngeri dan berpikir: “Alangkah ngerinya jika suatu kemarahan dan dendam dibiarkan hidup dan berkembang dalam hati manusia.” Kemarahan dan dendam dapat membawa petaka pada semua pihak yang terlibat.
Ayat yang menjadi bacaan hari ini bagi sebagian orang merupakan hal yang sangat berat untuk dilakukan. Banyak orang, ketika disakiti, dihina, direndahkan dan diremehkan, atau diperlakukan dengan cara yang tidak baik lainnya, maka yang ada di hati adalah menjauh sejauh-jauhnya dari orang tersebut, memutuskan semua bentuk relasi dan komunikasi, dan bila perlu, mengupayakan pembalasan, minimal membalas setimpal dengan perbuatan orang itu.
Sikap ini tentu tidak mengherankan, manusiawi sekali dan dapat dipahami. Akan tetapi, sebagai orang Kristen (pengikut Kristus), Tuhan Yesus menghendaki kita bersikap dan berperilaku berbeda di kala kita diperlakukan dengan tidak baik.
Dalam Luk. 6:27-28 tertulis:“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu: mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi yang mencaci kamu.”
Jadi, Tuhan Yesus melarang kita untuk menyimpan kemarahan dan dendam terhadap siapapun yang sudah berbuat jahat kepada kita. Bahkan, Ia meminta setiap kita, yang mau mendengarkan-Nya untuk mengasihi musuh, berbuat baik kepada orang yang membenci kita, memintalah berkat bagi orang yang mengutuk kita, dan berdoa bagi yang mencaci kita.
Ini adalah perintah dari Tuhan Yesus Kritus kepada setiap kita yang mau mendengarkan-Nya. Sebagai orang yang mau mendengarkan-Nya, maka kita harus taat kepada apapun yang Ia perintahkan kepada kita. Mengasihi musuh, berbuatlah baik kepada orang yang jelas-jelas membenci kita bukanlah suatu hal mudah, apalagi meminta berkat bagi orang yang telah mengutuk kita serta mendoakan mereka yang telah mencaci kita.
Hidup baru berarti mengasihi musuh. Mari memohon kekuatan dari Tuhan agar kita mampu mengasihi siapapun yang telah menyakiti kita! Ketika kita mengasihi mereka, maka tak akan ada dendam di hati, dan kita akan mampu meminta berkat dan mendoakan mereka.(SRP)