Bacaan:
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. — Roma 12:11
Tanggal: 15 Januari
Pada umumnya, orang akan sangat gembira dan semangat ketika hari pertama masuk kerja. Apalagi jika perusahaan/lembaga tersebut adalah perusahaan/lembaga yang dia impikan. Dia akan mempersiapkan sedemikian rupa pakaian, tas, dan sepatu yang pas baginya untuk ke kantor. Bangun pagi-pagi sekali, mandi, berdandan, dan dengan gembira berangkat.
Hal ini pun terjadi pada saya, terutama ketika pertama kali sebuah perusahaan menerima saya bekerja. Mengapa sedemikian gembira dan semangat? Tentu saja karena ada yang kita harapkan dari pekerjaan tersebut, antara lain fasilitas, karir dan gaji.
Akan tetapi, jika ada kondisi yang dirasa tidak menyenangkan atau tidak sesuai dengan harapan, maka semangat dan kegembiraan itu dapat pudar dan bisa hilang tanpa bekas. Bahkan, apabila ada kesempatan untuk bekerja di perusahaan lain dengan gaji, fasilitas dan lingkungan lebih menarik, maka dengan segera kesempatan itu diambil. Hal ini biasa terjadi dalam dunia kerja.
Bagaimana dengan dunia pelayanan? Saya melihat banyak orang yang membedakan dengan tegas antara pekerjaan dan pelayanan. Pekerjaan diidentikkan dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan gereja/hal rohani, dan dari pekerjaan itu diperoleh upah/gaji/honor.
Pelayanan diidentikkan dengan kegiatan yang berhubungan langsung dengan gereja atau hal-hal yang dianggap rohani. Dalam Kol. 3:23 tertulis:“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Kita meyakini bahwasanya setiap kita yang disebut sebagai orang Kristen (pengikut Kristus) adalah hamba Tuhan. Dengan demikian, merujuk pada Kol. 3:23, maka kita harus memaknai semua pekerjaan yang kita lakukan sebagai bentuk pelayanan kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan kita.
Oleh karena itu, apa yang tertulis dalam Rm. 12:11 berlaku di setiap apapun yang kita kerjakan. Entah kita melakukan pekerjaan sebagai pedagang, polisi, dokter, pengacara, Aparatur Sipil Negara (ASN), orang kantoran, pekerja di pabrik, kerja di lembaga-lembaga rohani atau di gereja, dan lain-lain, semua itu adalah pekerjaan yang harus dimaknai sebagai pelayanan kepada Tuhan.
Bekerjalah dengan rajin dan semangat meskipun ada hal-hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan! Bekerja dengan rajin dan penuh semangat bukan semata-mata karena ada imbalan tertentu, tetapi karena semua yang kita kerjakan untuk Tuhan. Bekerja dengan rajin dan semangat sama artinya dengan melayani dengan rajin dan semangat.(SRP)