Nyatakan Kasih dengan Sungguh

Bacaan:
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. — 1 Yohanes 3:18

Tanggal: 01 Februari

Kita mudah sekali mengatakan: “Saya mengasihimu.” Namun sesungguhnya apa yang kita katakan tersebut tidak mudah untuk kita lakukan. Bahkan terkadang beda ucapan dengan tindakannya atau istilah kerennya: “NATO (No Action Talk Only).”

Contoh sederhana saja, sebagian besar dari kita pasti mengasihi orangtua kita. Sejak bayi hingga kita mampu mandiri, orangtua kita tetap mengasihi kita sampai akhir hayatnya.

Namun sayang, cukup banyak orang yang sudah mandiri dan mapan hampir tidak ada perhatiannya kepada orangtuanya. Bahkan saking mapannya, ia menyerahkan untuk mengurus orangtuanya ke suster atau panti jompo. Alasannya karena sibuk kerja.

Kalau kita tanyakan kepada mereka, apakah mereka masih mengasihi orangtuanya yang sudah lanjut usia tersebut? Jawabannya kebanyakan ya, kami masih mengasihi orangtua kami.

Namun demikian, dalam kenyataannya mereka mengabaikan tindakan mengasihi orangtuanya tersebut. Agar tidak terganggu waktu dan aktivitas kerjanya, mereka membayar suster atau panti jompo. Seolah-olah kasih itu dapat dibeli dengan uang. Tentu ini sudah salah.

Kita tidak dapat membeli kasih dengan uang, jabatan, atau kedudukan. Kalau kasih bisa dikonversikan ke uang, berapa besar hutang kita kepada orangtua yang telah membesarkan kita? Jawabannya tidak terbayarkan.

Apakah orangtua kita pernah menagih kasih yang sudah mereka berikan dan lakukan? Saya yakin tidak. Orangtua kita tidak ada yang menuntut hal seperti itu. Karena itu, kitalah yang harus sadar untuk melanjutkan kasih itu dapat mereka rasakan. Jadi kita bukan sekadar membalas kasih mereka, tetapi kasih itu harus terus berlanjut dari diri kita kepada orangtua kita. Itulah yang Yohanes katakan: “Kasihlah dengan perbuatan dalam kebenaran.” (1 Yoh. 3:18).

Saudara, mari kita makin mengasihi orang-orang terdekat dengan kita dengan perbuatan dalam kebenaran. Kalau Saudara mampu melakukan hal ini, niscaya Saudara juga mampu mengasihi orang lain dengan perbuatan dalam kebenaran. (BTS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?