Kasih itu Mengajar

Bacaan: Amsal 1:8-19

Ayat Emas:
Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi. — Amsal 3:12

Tanggal: 10 Februari

Pada perayaan Natal yang lalu, adik ipar saya mengirimkan video putri mereka (keponakan saya) yang sedang menari dengan iringan lagu “Jingle Bells” bersama teman-teman sekolahnya. Mereka adalah bocah-bocah berusia batita (anak yang berusia di bawah tiga tahun). Beberapa anak bergerak dengan sangat lincah, bahkan ada yang hampir terjatuh karena lincahnya.

Mereka bergerak dengan gembira, tetapi gerakan mereka tidak sama. Setiap anak menari sesuai dengan selera masing-masing. Padahal, di depan mereka ada ibu guru yang memandu dengan memberikan contoh gerakan.

Walaupun demikian, pertunjukkan tari itu menjadi pertunjukkan yang sangat menyenangkan bagi semua orang dewasa yang hadir di situ. Semua tertawa terbahak-bahak.

Ada juga anak yang hanya diam saja. Tak bergerak sama sekali. Dia hanya berdiri diam, memperhatikan teman-temannya. Ulah anak itu pun dinikmati hadirin. Tak ada seorang pun yang berkomentar negatif. Apapun yang dilakukan anak-anak di atas panggung tersebut dianggap lucu dan menyenangkan. Mengapa demikian?

Karena mereka masih anak-anak. Seiring dengan berjalannya waktu di mana anak bertambah besar, maka hal-hal yang tadinya dianggap lucu tidak lagi dianggap lucu. Anak harus bertumbuh dan berkembang. Oleh karena itu anak harus diajar.

Proses belajar membuat pemahaman anak berkembang dengan baik, sehingga ia dapat berperilaku sebagaimana seharusnya anak seusianya. Itulah sebabnya, banyak orangtua memasukkan anak-anak mereka ke sekolah formal sejak dini karena berharap anaknya mendapatkan layanan pendidikan yang tepat, sehingga anak bertumbuh dan berkembang dengan baik.

Apa yang tertulis dalam Ams. 1:8-19  merupakan nasihat dan peringatan yang diberikan orangtua kepada anaknya. Ini adalah pelajaran kehidupan. Selain bertumbuh dan sehat secara fisik, setiap orangtua  tentu  menginginkan anaknya bertumbuh dan sehat secara mental dan iman.

Oleh karena itu, orangtua yang mengasihi anak-anaknya pasti akan mengajar anak-anaknya. Mengajar bukan semata-mata memasukkan anak ke sekolah tertentu, tetapi juga melalui nasihat dan peringatan. Inilah yang dapat membuat anak bertumbuh dalam iman. Nasihat dan peringatan dari orangtua dapat membuat anak melangkah dengan baik di jalan yang Tuhan kehendaki.

Demikian juga halnya dengan Allah terhadap kita. Ia adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Ia ingin setiap kita bertumbuh dalam iman kepada Kristus.

Apa yang tertulis dalam Ams. 1:8-19 juga berlaku untuk kita. Mari taat kepada nasihat dan peringatan orangtua! Mari taat kepada ajaran Kristus! TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi (Ams. 3:12)(SRP)

 

MARILAH KITA BERDOA:

Bapa yang baik, terima kasih atas pengajaran-Mu kepada kami. Mohon ampuni kami atas kegagalan kami dalam taat terhadap nasihat dan pengajaran yang Tuhan berikan. Tolonglah kami Bapa agar kami  gemar akan nasihat dan pengajaran-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?