Tiga Hal Penting tentang Kasih yang Perlu Diingat

Kasih
Bagikan:

Bacaan:
Kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. — 1 Yohanes 4:7

Tanggal: 13 Februari

Kita patut bersyukur bahwa Allah sungguh mengasihi kita, sehingga Dia mengutus Anak-Nya, Yesus, untuk mengajarkan dan mewujudnyatakan kasih-Nya melalui tindakan nyata dan pengurbanan-Nya.

Karena itu, kita perlu mengingat tiga hal ini sebagai pegangan hidup kita:

1. Kasih berasal dari Allah.
Pada ayat renungan di atas, Rasul Yohanes mengatakan: “Kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah” (1 Yoh. 4:7). Selanjutnya, Yohanes menguncinya dengan kalimat: “Allah adalah kasih” (1 Yoh. 4:16). Sementara, Rasul Paulus kepada umat Tuhan menyerukan bahwa kasih kepada Allah dan sesama adalah buah Roh. Tuhan memimpin kita untuk menghasilkan buah Roh itu ketika kita menyerahkan hidup kita dalam pimpinan-Nya (Gal. 5:22).

2. Kasih adalah alasan yang menggerakkan kita bertindak.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal…supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita dengan mengaruniakan Anak-Nya. Tindakan Allah berdasarkan pada kasih-Nya yang tidak berubah dan kekal. Kasih Allah adalah alasan kita untuk berbuat baik kepada orang lain, mengasihi mereka supaya mereka juga dapat mengenal Allah dan memiliki hidup yang berkelimpahan di dalam Dia.

3. Kasih mengalir dari sukacita mengenal Allah dan menaati Dia.
Hal mustahil orang di luar Allah penuh kasih karena kasih bersumber dari Allah. Ketika kita tidak memiliki sukacita bersekutu dengan Allah, bagaimana mungkin kita memiliki kasih-Nya? Yesus Kristus tekun memikul salib, mengarahkan pandangan-Nya pada “sukacita yang disediakan bagi Dia”, sukacita menyelesaikan tugas yang dari Bapa-Nya (Ibr. 12:2). Tindakan kasih-Nya mengalir dari sukacita mengetahui bahwa Bapa-Nya berkenan terhadap tindakan-Nya itu! Betapa perlu kita memandang teladan Kristus ketika kasih kita menjadi lemah dan kebaikan yang kita tunjukkan terasa sia-sia (Ibr. 12:3). (BTS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *