Bacaan:
Kejadian 33:1-20
Ayat Emas:
“Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.”– Roma 12:10
Tanggal: 22 Februari
Kisah dua orang saudara kembar, yakni Yakub dan Esau adalah kisah yang memberi banyak pelajaran, terutama terkait hubungan dengan saudara kandung. Sebetulnya, Esau adalah anak sulung karena ia yang terlebih dahulu lahir. Akan tetapi, hak kesulungan tersebut dijualnya kepada Yakub. Konflik di antara kedua saudara kembar itu terjadi ketika Yakub menipu ayahnya, Ishak, sehingga ia mendapatkan berkat sebagai anak sulung. Hal tersebut membuat Esau sangat marah, sehingga ia merasa dendam dan berencana membunuh Yakub. Rencana itu diketahui oleh Ribka, ibu Yakub dan Esau. Ribka meminta Yakub pergi melarikan diri ke rumah Laban, saudara laki-lakinya di Haran.
Konflik antara saudara kandung dianggap sebagai hal yang wajar, sehingga banyak orang yang tidak mau ikut campur ketika ada saudara kandung yang berkonflik. Orang beranggapan bahwa dengan sendiri mereka akan berbaikan kembali. Saat ini, konflik yang terjadi pada mereka yang bersaudara kandung tidak lagi sekadar dalam bentuk adu argumentasi atau percekcokan mulut. Sudah banyak kasus yang berujung pada pembunuhan atau harus diselesaikan di jalur hukum. Ini tentu suatu kondisi yang menyedihkan.
Bacaan untuk renungan kita di hari ini yang tertulis dalam Kejadian 33:1-20 oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) diberi judul “Yakub Berbaik Kembali dengan Esau”. Ini judul yang indah. Isinya pun indah. Dalam Kejadian 33:3-4 tertulis: “Dan ia sendiri berjalan di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu. Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka,” Jika dibayangkan, tentu ini menjadi pemandangan dua sekali. Dua saudara kandung yang semula berseteru kini berbaikan. Kasih di antara keduanya begitu besar, sehingga amarah dan kebencian tak sanggup mengalahkan kasih mereka.
Memang demikianlah seharus kasih di antara saudara kandung. Kadang kala konflik tidak dapat terelakkan, tetapi kita tidak boleh membiarkan amarah lebih besar dari pada kasih. Mari mengambil tindakan konkret seperti yang dilakukan Esau dan Yakub! Yakub memilih kembali ke negeri mereka, sujud ke tanah tujuh kali hingga ia sampai di dekat kakaknya. Esau berlari mendapatkan adiknya. Ia mendekap adiknya, dipeluk dan diciumnya adiknya itu. Lalu mereka bertangis-tangisan. Apakah saat ini kita sedang berkonflik dengan saudara kandung kita? Mari berbaikan kembali seperti Esau dan Yakub!(SRP)
Mari Kita Berdoa:
Kami bersyukur ya Bapa untuk saudara kandung yang Tuhan berikan kepada kami. Ampuni kami ya Tuhan karena selama ini kami kerap kali saling menyakiti satu sama lain. Mampukan kami untuk saling mengasihi dan mengampuni sehingga kami dapat selalu berbaikan dan hidup dalam damai sejahtera. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.