Mengasihi Sesama dan Hidup dengan Perbedaan

Mengasihi
Bagikan:

Loading

Bacaan:
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. — Yohanes 15:12

Tanggal: 25 Februari

Hari-hari terakhir pelayanan-Nya, Yesus memberikan kepada para murid-Nya suatu “perintah baru” (Yoh. 13:34). Perintah baru itu sederhana, tetapi sulit melakukannya: “Supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yoh. 15:12). Perintah ini adalah inti dari pengajaran Yesus yang berasal dari Bapa-Nya.

Ajaran untuk saling mengasihi telah menjadi ajaran sentral dari pelayanan Juruselamat dan tentu pelayanan kita sebagai gereja-Nya. Dalam Mat. 22:37-39, Yesus merangkum 10 Hukum Allah menjadi Hukum Kasih, yaitu: Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama.

Melengkapi Hukum Kasih kedua,  Yesus bahkan mengajarkan, “Kasihilah musuhmu” (Mat. 5:44). Inilah perintah baru itu dan bagi dunia ini perintah tersebut terdengar janggal. Jadi Kristus mengajarkan kita untuk mengasihi sesama kita dan hidup dengan orang yang berbeda pandangannya dengan bahkan memusuhi kita.

Selain perintah kasihilah musuhmu, tetapi perintah untuk mengasihi orang lain sebagaimana Dia telah mengasihi kawanan domba-Nya adalah bagi para murid-Nya—dan bagi kita—sebuah tantangan yang unik.

Kasihi Sesamamu Walaupun Berbeda

Mengapa begitu sulit bagi kita menjalankan perintah baru ini dari Kristus? Itu sulit karena kita harus hidup di antara mereka yang tidak memiliki kepercayaan, nilai, dan kewajiban perjanjian yang sama dengan kita. Namun demikian kita harus menunjukkan kasih Kristus itu agar dunia tahu bahwa Allah mengasihi seluruh umat manusia di dunia ini.

Dalam doa-Nya di Taman Getsemani sebelum Penyaliban-Nya, Yesus berdoa bagi para pengikut-Nya: “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia” (Yoh. 17:14). Kemudian, kepada Bapa Dia memohon, “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka daripada yang jahat” (ayat 15).

Kita memang hidup di dunia ini, tetapi kita tidak menjadi dari dunia. Kita harus hidup di dunia karena sebagaimana Yesus ajarkan dalam sebuah perumpamaan, kerajaan-Nya adalah “seperti ragi,” yang fungsinya adalah untuk menggembungkan seluruh adonan melalui pengaruhnya (lihat Luk. 13:21; Mat. 13:33). Para pengikut-Nya tidak dapat melakukan itu jika mereka bergaul hanya dengan mereka yang memiliki kepercayaan dan kebiasaan yang sama. Namun Juruselamat juga mengajarkan bahwa jika kita mengasihi Dia, kita akan menaati perintah-perintah-Nya (Yoh. 14:15). (BTS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *