Bacaan:
Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. — Galatia 6:7
Tanggal: 24 Maret
Banyak orang beranggapan bahwa pengorbanan itu mengorbankan materi yang ada padanya. Padahal sebenarnya berkorban itu bukanlah soal materi belaka, tetapi juga tenaga, waktu, jasa, pikiran, dan bahkan nyawa.
Jika kita beranggapan demikian, maka kita telah membatasi arti pengorbanan itu sendiri.
Demikian pula ada yang beranggapan bahwa dalam pengorbanan, dia berharap memperoleh sesuatu atau setidaknya ada balasannya.
Lagi-lagi, jika kita beranggapan demikian, maka kita juga salah mengerti tentang pengorbanan. Pengorbanan itu murni adalah tindakan memberi bukan menerima.
Berikut ini sebuah kiasan tentang berkorban. Ada seekor ulat yang kelaparan terdampar di tanah tandus. Dengan lemas ia menghampiri pohon mangga sambil berkata, “Aku lapar, bolehkah aku makan daunmu?”
Pohon mangga menjawab, “Tanah di sini tandus, daunku pun tidak banyak. Apabila kau makan daunku, nanti akan berlubang dan tidak kelihatan cantik lagi. Lalu aku mungkin akan mati kekeringan. Hmmm… tapi baiklah, kau boleh naik dan memakan daunku. Mungkin hujan akan datang dan daunku akan tumbuh kembali.”
Ulat naik dan mulai makan daun-daunan. Ia hidup di atas pohon itu sampai menjadi kepompong dan akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.
“Hai pohon mangga, lihatlah aku sudah menjadi kupu-kupu. Terima kasih karena telah mengizinkan aku hidup di tubuhmu. Sebagai balas budi, aku akan membawa serbuk sari hingga bungamu dapat berbuah.”
Dari kiasan di atas pohon mangga tersebut mengorbankan daunnya untuk makanan si ulat. Setelah si ulat menjadi kupu-kupu, si ulat berterima kasih dengan mengorbankan tenaganya menyerbuki bunga dari pohon mangga tersebut.
Walaupun pohon mangga tersebut tidak berharap si ulat membalas pengorbanannya, tetapi si ulat pun juga ingin berkorban untuk pohon mangga tersebut.
Sebagaimana Rasul Paulus menasihatkan dalam Galatia 6:7: “Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya,” hal ini menjadi pertimbangan kita dalam berkorban. (BTS)