Bacaan: Lukas 10:25-37
Ayat Emas:
Tetapi aku berkata kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuat baiklah kepada orang yang membenci kamu. — Lukas 6:27
Tanggal: 26 Maret
Pada waktu itu, orang Yahudi dan orang Samaria bermusuhan. Mereka tidak saling bertegur sapa apalagi saling menolong.
Orang Samaria yang lewat di depan orang Yahudi, yang menjadi korban para penyamun saat itu, tentu mengetahui dengan persis hal tersebut. Akan tetapi, Alkitab mencatat, ketika orang Samaria itu melihat orang Yahudi itu, hatinya tergerak oleh belas kasihan. Belas kasihan itu mendorongnya untuk menolong orang Yahudi itu.
Ia membalut luka-luka orang Yahudi itu dan menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian, ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri, membawanya ke penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya, ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu. Ia meminta kepada pemilik penginapan itu untuk merawat orang Yahudi itu. Ia berjanji akan membayar semua biaya yang dikeluarkan.
Cukup besar pengorbanan orang Samaria tersebut untuk orang Yahudi itu. Tenaganya, waktunya, perhatiannya, dan uangnya ia korbankan. Ia juga mau menjadi penjamin untuk semua biaya yang dikeluarkan si pemilik penginapan untuk orang Yahudi itu.
Orang Yahudi adalah musuh orang Samaria. Karena mereka bermusuhan, maka orang Samaria itu bisa saja tidak mau menolong orang Yahudi tersebut. Seandainya dia mau menolong, maka tidak perlu semaksimal itu. Orang-orang akan memakluminya.
Alih-alih, orang Samaria yang murah hati itu tidak demikian. Ia memilih memenangkan hati nuraninya yang tergerak untuk menolong. Itulah sebabnya ia mau berkorban untuk orang yang sebenarnya adalah musuhnya.
Berkorban untuk orang yang kita kasihi atau mengasihi kita tentu wajar dan mudah, tetapi berkorban untuk musuh adalah hal yang sulit dan luar biasa.
Dalam Luk. 6:27 tertulis: “Tetapi aku berkata kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuat baiklah kepada orang yang membenci kamu.” Perintah Tuhan kepada kita sangat jelas, yaitu mengasihi musuh dan berbuat baik kepada mereka yang membenci kita. Tuhan menghendaki agar kita mau berkorban untuk musuh kita. Mari belajar dari orang Samaria yang baik hati itu, yang mau berkorban untuk musuhnya.(SRP)
Mari Kita Berdoa:
Bapa yang baik, terima kasih untuk firman-Mu yang sudah kami baca hari ini. Ampunilah kami Bapa karena selama ini kami sering gagal taat kepada-Mu. Mampukanlah kami ya Bapa agar kami dapat berkorban untuk musuh kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.