Bacaan:
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. — Lukas 16:10
Tanggal: 28 Maret
Apakah ada korelasi antara tanggung jawab dan pengorbanan? Tentu saja ada, tetapi sebelum kita membicarakan kedua hal tersebut, ada baiknya kita memahami maknanya.
Tanggung jawab adalah kesadaran seseorang terhadap perilaku yangÂtelah ia lakukan, baik sengaja maupun tidak sengaja. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk hidup yang bertanggung jawab daripada makhluk hidup lainnya.
Mengapa demikian? Karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab karena ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks individual, sosial, maupun teologis.
Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk yang bermoral dan makhluk sosial, yang saling membutuhkan. Karena itu dalam hal ini, manusia tidak harus bertanggung jawab pada dirinya sendiri, tetapi juga sekaligus pada orang lain. Bahkan kita dapat memperluas pada makhluk hidup lainnya, lingkungan, dan alam sekitarnya.
Sementara itu, pengorbanan adalah suatu perbuatan memberikan secara ikhlas berupa harta benda, waktu, tenaga, jasa, pikiran, dan bahkan nyawa. Ini demi kasihnya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan dan kebenaran.
Kita sadari bahwa setiap tanggung jawab pasti ada pengorbanan. Allah Bapa menugaskan Anak-Nya, Yesus, untuk memikul tanggung jawab besar, yaitu: jalan salib. Yesus melaksanakan tanggung jawab-Nya dengan pengorbanan-Nya di atas kayu salib.
Para rasul, pengikut Kristus, dan kita semua memiliki juga tanggung jawab dari Kristus, yaitu: memberitakan Injil dan memikul salib masing-masing. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, tentulah tidak mudah.
Karena itu, kita harus memulainya dengan menuntaskan perkara yang kecil sebagai tanggung jawab kita. Injil Lukas pada bacaan kita di atas menegaskan: “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Luk. 16:10)
Jikalau kita mampu setia dalam perkara kecil, maka selanjutnya Tuhan akan memberikan perkara yang besar sebagai tanggung jawab kita kepada Tuhan. Apakah Saudara tetap setia dalam perkara kecil maupun besar? Kiranya kita mampu menuntaskan tanggung jawab kita pada perkara yang Tuhan berikan. (BTS)