Bacaan:
Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. — Roma 5:3-4
Tanggal: 31 Maret
Pada zaman now ini, kita bisa katakan hampir semua serba instan. Sudah banyak makanan serba instan atau siap saji, misalnya mie instan, bubur instan, bumbu masakan instan, dan lain-lain.
Selain instan, ada juga semua serba tekan tombol dan remote control. Nonton tv, setel musik, menyalakan mesin-mesin elektronik cukup tekan tombol pada remote control.
Belum lagi, adanya telepon selular (ponsel) atau handphone (hp). Rasa-rasa hampir sebagian besar hidup kita bergantung pada benda ajaib ini. Kita pergi ke mana-mana tidak akan pernah lupa membawa hp. Kalau hp itu ketinggalan di rumah atau hilang, rasanya kita hampir tidak berdaya.
Bayangkan, kalau kita mau makan cukup pesan makanan lewat online. Kita mau pergi ke suatu tempat, cukup pesan ojek atau mobil online. Bahkan kita dapat uang pun cukup tekan tombol hp dari kamar tidur, tidak perlu keluar rumah.
Karena itu, hidup di zaman now pilihan tersedia begitu banyak yang serba instan dan cukup pencet tombol. Apakah dengan cara demikian, manusia masih mau berkorban?
Jangan-jangan pengorbanan itu tidak ada lagi dalam kamus hidup kita. Hampir semua manusia menuntut kemudahan (yang instan itu) serta menawarkan kepraktisan dan jalan pintas (yang cukup tekan tombol itu). Kalau demikian untuk apa kita harus berkorban?
Sebaliknya, Rasul Paulus justru menyampaikan hal yang berbeda dari kedua hal di atas (serba instan dan serba tekan tombol). Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. (Rm. 5:3-4)
Proses Pengorbanan
Pengorbanan tentu dapat saja menimbulkan kesengsaraan, tetapi banyak manusia berusaha agar terhindar dari kesengsaraan. Kita tetap harus berkorban agar kita bisa tiba di tujuan atau cita-cita kita. Tujuannya adalah pengharapan yang tidak mengecewakan kita karena kita semua orang percaya sudah menerima keselamatan dari Allah.
Walaupun Kristus sudah membuka jalan keselamatan bagi kita secara cuma-cuma, tetapi tidak ada yang namanya serba instan apalagi cukup tekan tombol. Ada proses yang kita harus jalani, yaitu: pengorbanan.
Yesus sendiri pun menjalani proses pengorbanan tersebut. la yang adalah Tuhan tetap harus mengorbankan nyawa-Nya, demi menyelamatkan umat manusia yang amat dikasihi-Nya. Mengapa? Karena hanya dengan cara itulah, kita menjadi menang dan lepas dari belenggu dosa.
Meskipun kita tidak mudah menjalani proses pengorbanan, tetapi percayalah pengorbanan itu tak akan sia-sia. (BTS)