Bangkit untuk Menjadi Berkat

Bagikan:

Bacaan: Kejadian 45:1-28

Ayat Emas:
Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. — Yesaya 60:1

Tanggal: 24 April

Sudah jatuh tertimpa tangga”. Mungkin peribahasa ini cocok untuk menggambarkan keadaan Yusuf. Hanya karena iri hati, abang-abang Yusuf tega memasukkannya ke dalam sumur dan mengatakan kepada Yakub bahwa Yusuf telah diterkam binatang buas.

Tak sampai di situ, mereka pun menjual Yusuf kepada orang Ismael. Kemudian, orang Ismael tersebut menjual Yusuf kepada Potifar. Bisa dibayangkan bagaimana sedihnya Yusuf diperlakukan demikian oleh abang-abang kandungnya sendiri. Penderitaan Yusuf semakin bertambah karena ia dipenjarakan akibat fitnah istri Potifar yang mengatakan bahwa Yusuf sudah berlaku tidak senonoh kepadanya. Padahal, Yusuflah yang menolak keras ajakan istri Potifar untuk berzinah.

Di penjara ia bertemu dengan juru minuman dan juru roti yang juga dipenjara karena melakukan kesalahan terhadap Firaun. Suatu malam keduanya bermimpi yang membuat hati mereka susah. Dengan hikmat dari Tuhan, Yusuf dapat mengartikan mimpi mereka dan terjadilah kepada keduanya persis seperti yang dikatakan oleh Yusuf.

Kepada juru minuman Yusuf meminta agar menolongnya apabila sudah keluar dari penjara. Jangankan ditolong, Yusuf bahkan dilupakan.

Walaupun demikian, Tuhan menolong Yusuf, sehingga ia dikeluarkan dari penjara. Yusuf bangkit dari segala penderitaan dan fitnah. Yusuf menjadi penguasa tertinggi kedua di Mesir setelah Firaun. Firaun memberikan wewenang yang sangat tinggi kepada Yusuf. 

Karena bencana kelaparan melanda seluruh bumi dan makanan hanya ada di Mesir, maka abang-abang Yusuf datang ke Mesir untuk mendapatkan makanan.

Mereka tidak mengenali Yusuf sama sekali, tetapi Yusuf sangat mengenali abang-abangnya itu. Bukannya membalas semua perbuatan jahat mereka kepadanya, Yusuf malah berbuat sangat baik. Bahkan, Yusuf menghibur dan menguatkan hati mereka dengan mengatakan: “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, sebab untuk memelihara kehidupanmulah Allah menyuruh aku mendahului kamu.” (Kej. 45:5).

Yusuf juga mengatakan: “Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah. Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.” (Kejadian 45:8).

Yusuf memahami bahwa Allah membangkitkannya dari semua derita dan fitnah tidak semata-mata untuk kepentingan sendiri, tetapi untuk menjadi berkat, termasuk menjadi berkat bagi abang-abangnya. Bagaimana dengan kita? Ketika Allah membangkitkan kita dari apa pun, itu tidak semata-mata untuk kesenangan diri kita sendiri, tetapi Allah mau, dengan kebangkitan itu kita menjadi berkat. (SRP) 

Mari Kita Berdoa:

Bapa yang baik terima kasih sudah membangkitkan kami. Ajarlah kami menggunakan kebangkitan itu untuk memberkati orang lain. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *