Bacaan:
Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. — Ibrani 12:5b-6
Tanggal: 03 Mei
Pernahkah kita merasakan didikan orangtua kita, khususnya bapak kita, begitu keras dan disiplin? Bersyukurlah kita karena didikan tersebut menjadikan kita tangguh dan mampu menghadapi persoalan hidup yang berat dan tidak cengeng.
Bapak kita mendidik kita dengan keras dan disiplin, tetapi tidak berbau kekerasan. Seorang bapak bertindak keras (bukan kekerasan) karena dia tahu batasnya dan memang mengasihi kita. Terkadang orangtua harus menghajar anaknya agar tidak menyimpang dan sesat.
Bagaimana dengan didikan Allah Bapa? Tentu mirip dengan bapak kita, tetapi didikan Allah Bapa jauh lebih sempurna. Allah Bapa sangat mengasihi kita, sehingga Dia tidak membiarkan kita terjerumus ke dalam jurang yang dalam.
Didikan Bapa adalah ungkapan kasih-Nya kepada kita. Didikan-Nya dapat berupa penderitaan, teguran, kegagalan, dan sebagainya. Menyakitkan? Tentu saja. Prosesnya memang tidak selalu menyenangkan, tetapi hasilnya tidak akan mengecewakan. Semua adalah demi kebaikan kita.
Melalui itu semua, Tuhan mendidik kita untuk melawan dosa yang masih kita pegang erat, agar kita dapat melepaskannya dan bebas menjalani hidup yang bertumbuh bagi kemuliaan-Nya. Berakhirnya dosa dalam hidup kita adalah permulaan hidup kudus bagi Tuhan. Didikan adalah sarana yang dipakai Tuhan supaya hidup kita semakin serupa dengan Kristus.
Jika demikian, masihkah kita menolak atau menghindari didikan Bapa? Yakinlah, Tuhan juga tahu batas kemampuan kita. Didikan itu tidak akan menghancurkan, tetapi membangun kehidupan menjadi lebih baik. Sekeras apapun didikan Tuhan, itu adalah tanda kasih-Nya untuk kita. Semua demi kebaikan kita. (BTS)
Leave a Reply