Menghajar pada Waktunya

Bacaan:1 Samuel 2:27-36

Ayat Emas:Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya. — Amsal 13:24

Tanggal: 06 Mei

Perilaku anak-anak lelaki imam Eli sungguh keterlaluan. Mereka adalah orang-orang dursila dan tidak mengindahkan TUHAN  ataupun batas hak para imam terhadap bangsa Israel. Mereka pun memandang rendah korban untuk TUHAN dan sangat besarlah dosa mereka kepada TUHAN (1 Sam. 2:12-13A dan 17).

Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo.

Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: “Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja.” Apabila orang itu menjawabnya: “Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu,” maka berkatalah ia kepada orang itu: “Sekarang juga harus kau berikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan.” (1 Sam. 2:13B-16)

Oleh karena itu, melalui seorang abdi-Nya, Allah menegur Eli dengan berkata:“Mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku?” (1 Sam. 2:29B).

Imam Eli terlalu lembek kepada anak-anaknya. Bahkan, ketika anak-anaknya itu berlaku kurang ajar kepada Allah, ia tidak menghajar mereka. Akibatnya, Allah menghukum imam Eli dan anak-anaknya.

Dalam Ams. 13:24 tertulis:“Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.” Agar anak hidup seturut kehendak Tuhan, maka ia harus dididik, bila perlu dihajar pada waktunya. Apabila anak tidak dididik dan terlalu dimanja, ia akan hidup sembrono sesuka hatinya, tidak menghormati orang lain dan terutama, ia tidak akan menghormati Allah. Tentu ini berbahaya sekali bagi dirinya sendiri.(SRP)

Mari Kita Berdoa:

Bapa di sorga, berikanlah kami hikmat agar kami dapat mendidik anak-anak kami seturut kehendak-Mu. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?