Jangan Membangkitkan Amarah Anak

Jangan Membuat Hati Anakmu Kesal

Bacaan: Efesus 6:1-9

Ayat Emas: Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. — Efesus 6:4

Tanggal: 14 Mei

Dalam video itu, tampak seorang perempuan belia dengan emosional menyampaikan kekecewaannya terhadap ibu kandungnya. Video ia unggah di salah satu akun media sosialnya, sehingga dapat dilihat oleh siapa pun.

Sepertinya, ini bukan kisah satu-satunya di mana seorang anak marah dan mengungkapkan amarahnya kepada orangtuanya. Dalam kasus-kasus yang saya tangani, cukup banyak juga anak yang merasa marah dan melampiaskan amarah kepada orangtua kandungnya, walaupun pelampiasan itu tidak dalam bentuk video yang diunggah di media sosial. Ini fakta. Anak bisa marah kepada orangtua kandungnya dan bahkan bisa melampiaskan amarahnya tersebut.

Dalam Efesus 6:4 tertulis:“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”

Dari ayat ini kita belajar bahwa orangtua dilarang untuk membangkitkan amarah di dalam hati anak-anaknya. Amarah yang dimaksud tentu bukan karena didikan yang benar yang diberikan orangtua kepada anak-anaknya, tetapi karena perilaku orangtua yang tidak tepat. Misalnya: berkata kasar; mencaci maki dengan kata-kata kotor atau sebutan binatang; menyakiti secara fisik seperti memukul, menampar, menjambak, menendang, melempar, dan lain-lain; memberikan label seperti bodoh, goblok, tolol, atau jelek; melakukan kekerasan seksual kepada anak; mempermalukan anak; atau membanding-bandingkan anak dengan orang lain.

Selain itu, amarah anak terhadap orangtuanya juga dapat bangkit ketika anak melihat orangtuanya bertikai, tidak setia; atau karena orangtuanya melakukan perbuatan tidak terpuji seperti korupsi, berzinah,  berjudi, mabuk-mabukan, dan lain-lain.

Sebagai ganti dari membangkitkan amarah di dalam hati anak, dalam ayat tersebut orangtua diminta untuk mendidik anak-anaknya di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Inilah yang menjadi  salah satu tugas dan tanggung jawab orangtua, yaitu mendidik anak-anaknya di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Oleh karena itu, para orangtua harus  dekat dengan Tuhan, suka berdoa dan suka membaca Alkitab.

Dengan demikian, para orangtua akan memperoleh hikmat dan kekuatan, sehingga dapat mendidik anak-anaknya di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.(SRP)     

Mari Kita Berdoa:

Bapa di sorga, kami bersyukur atas anak-anak yang Tuhan berikan kepada kami. Mohon ampun ya Bapa karena selama ini kami sering menyakiti hati anak-anak kami dan menimbulkan amarah dalam hati mereka. Mampukanlah kami Bapa untuk dapat mendidik mereka dalam ajaran dan nasihat-Mu. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× How can I help you?